5 Desain Taman Rumah yang Dukung Konservasi Air, Mudah Diterapkan

Pemakaian air selain untuk kebutuhan di dalam rumah, terkadang juga dipakai untuk menyiram lahan taman dan kebun di halaman rumah. Hal ini menyebabkan pemborosan air karena mayoritas air yang dipakai berasal dari air bersih. Bukan hanya itu, pemborosan air untuk taman terletak pada pemilihan desain taman dan jenis tanaman.
Misalnya irigasi yang buruk, yang membuat penyiraman berlebihan dan pemborosan air. Banyak taman modern bergaya Eropa yang gak menggunakan tanaman asli tropis, yang sebagian besar tanaman musiman dan haus air. Berikut beberapa jenis desain taman untuk rumah yang mendukung konservasi sekaligus menghemat air, dilansir dari Thepruce.com dan sumber lainnya.
1. Taman resapan, mengalirkan air hujan sampai ke dalam tanah

Taman resapan biasa disebut dengan rain garden atau taman hujan. Jenis taman ini paling sering diterapkan di area perkotaan, pemukiman padat, atau lokasi yang kedap air. Cara kerja taman ini mirip penyerapan air di hutan, di mana air diserap oleh tanaman kemudian mengalir melalui akar.
Biasanya permukaan taman resapan sedikit lebih rendah agar air bisa mengalir. Tanah yang digunakan berupa media tanam yang berpori untuk menyerap air. Hampir semua jenis tanaman lokal dan tropis cocok untuk ditanam dalam taman ini.
Taman resapan bisa diterapkan di halaman rumah, terutama untuk mengurangi beban drainase kota. Terutama bagi kamu yang menggunakan air dari sumur atau tanah. Taman resapan akan mengalirkan air sampai ke dalam tanah, sehingga mengisi ulang air di dalam tanah.
2. Taman irigasi tetes, menyiram air sedikit demi sedikit

Irigasi tetes adalah sistem di mana penyiraman dilakukan menggunakan pipa atau selang dengan mengeluarkan sedikit demi sedikit air. Biasanya pusat tetes atau keluarnya air akan diletakkan di dekat akar tanaman, sehingga langsung terserap oleh akar. Manfaat utama taman dengan irigasi tetes adalah menghemat air dan mencegah penguapan air.
Sistem irigasi tetes paling banyak diterapkan untuk kebun sayuran atau buah-buahan. Namun, sangat bisa diterapkan untuk pekarangan rumah, karena desainnya cukup fleksibel dan hanya membutuhkan peralatan sederhana. Kamu bisa menerapkannya untuk pot, raised bed atau bedengan, rerumputan, bahkan pohon.
3. Taman vertikal menghemat lahan sekaligus air

Seperti namanya, taman vertikal adalah taman yang dipenuhi tanaman yang tumbuh secara tegak atau ke atas. Taman vertikal banyak diterapkan di lahan sempit dan memanfaatkan dinding-dinding yang kosong. Cara ini sangat menghemat lahan dan memperoleh lebih banyak tanaman untuk ditanam.
Satu jenis taman vertikal paling populer adalah hidroponik atau menanam menggunakan media air. Sistem ini banyak diadopsi untuk menanam sayuran. Namun, ada juga sistem modul atau panel yang menggunakan kantong dan bisa kamu terapkan untuk tanaman hias.
4. Taman xeriscape mengutamakan tanaman tahan kering

Taman xeriscape adalah jenis taman yang paling cocok dengan pendekatan konservasi air. Taman ini identik dengan konsep gersang dan kering. Di mana isi taman berupa tanaman-tanaman khas gurun, seperti kaktus dan sukulen. Atau tanaman yang tahan di area kering yang bertujuan untuk menghemat air.
Menerapkan desain xeriscape bisa menggabungkan sistem irigasi hemat air seperti tetes atau membuat area resapan air. Selain itu, tanah yang kering biasanya ditutupi oleh mulsa untuk menghambat penguapan. Daerah kering atau jarang turun hujan adalah lokasi yang paling cocok untuk desain taman xeriscape.
5. Taman batu fokus pada estetika tampilan lanskap

Taman batu atau rock garden adalah desain taman yang menonjolkan keberadaan bebatuan sebagai elemen utama. Konsep taman ini mirip seperti taman xeriscape yang cenderung kering dan gersang. Misalnya dengan mengganti rumput dengan kerikil atau batu sebagai lapisan penutup tanah.
Berbeda dengan taman xeriscape, taman batu fokus pada estetika lanskap. Di mana kehadiran batu-batu atau kerikil bukan hanya untuk konservasi air, tetapi untuk meningkatkan tampilan taman yang menarik.
Keberadaan taman, baik umum atau skala rumah, sangatlah penting untuk membentuk ruang hijau. Namun, yang gak kalah penting adalah sistem manajemen air pada taman. Jangan sampai kamu salah memilih desain taman yang malah boros air.