Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi anak (freepik.com/freepik)
Ilustrasi anak (freepik.com/freepik)

Menghadapi perceraian memang berat, apalagi kalau harus menjelaskannya pada anak. Melihat wajah polos mereka yang penuh pertanyaan bisa bikin hati makin hancur. Ditambah lagi rasa bersalah yang terus menghantui, apakah keputusan ini akan melukai mereka selamanya?

Tapi percayalah, dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa menjelaskan situasi ini tanpa membuat luka yang dalam di hati mereka. Anak-anak lebih tangguh dari yang kita kira, asalkan mereka mendapat dukungan dan penjelasan yang sesuai dengan usianya. Yuk, simak lima cara yang bisa membantumu melewati percakapan sulit ini!

1. Pilih waktu dan tempat yang tepat untuk bicara dari hati ke hati

Ilustrasi anak (freepik.com/freepik)

Jangan asal ngomong di tengah kesibukan atau saat anak lagi asyik main. Pilih waktu yang tenang, misalnya sore hari di rumah atau akhir pekan saat semua orang santai. Pastikan gak ada distraksi seperti TV atau gadget yang bisa mengalihkan perhatian.

Cari tempat yang nyaman dan familiar buat anak, seperti ruang keluarga atau kamar tidurnya. Suasana yang aman akan membuat mereka lebih mudah menerima informasi berat ini. Kalau memungkinkan, lebih baik kedua orangtua hadir bersama saat menjelaskan. Ini menunjukkan bahwa meski berpisah, kalian tetap kompak dalam mengasuh mereka.

2. Gunakan bahasa sederhana sesuai usia tanpa detail yang membingungkan

ilustrasi anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Anak kecil gak perlu tahu detail rumit tentang kenapa kalian berpisah. Cukup jelaskan dengan kalimat simpel seperti "Papa dan Mama sudah gak bisa tinggal bersama lagi, tapi kami berdua tetap sayang sama kamu." Hindari istilah-istilah dewasa yang bikin mereka makin bingung.

Untuk anak yang lebih besar, kamu bisa memberi penjelasan lebih detail tapi tetap sesuai pemahaman mereka. Misalnya, "Kadang orang dewasa punya masalah yang gak bisa diselesaikan meski sudah berusaha keras." Yang penting, sampaikan dengan jujur tapi tetap melindungi perasaan mereka dari informasi yang belum perlu mereka tahu.

3. Tekankan bahwa perceraian bukan salah mereka sama sekali

ilustrasi orangtua dan anak remaja (pexels.com/cottonbro studio)

Anak-anak punya kecenderungan menyalahkan diri sendiri atas masalah orangtua. Mereka mungkin berpikir, "Apa karena aku nakal makanya Papa Mama pisah?" Makanya, penting banget untuk terus meyakinkan bahwa perceraian terjadi karena masalah orang dewasa.

Ulangi berkali-kali kalau mereka gak punya andil dalam keputusan ini. Katakan dengan tegas, "Ini bukan karena kamu. Kamu anak yang baik dan kami berdua sangat sayang padamu." Pastikan mereka benar-benar memahami bahwa cinta kalian sebagai orangtua gak akan berubah meski status pernikahan berakhir.

4. Beri kepastian tentang hal-hal praktis yang akan berubah dan tetap sama

ilustrasi anak tertidur (pexels.com/Aditya Bose)

Anak-anak butuh kepastian di tengah perubahan besar ini. Jelaskan dengan detail apa saja yang akan berubah, misalnya tempat tinggal salah satu orangtua atau jadwal bertemu. Tapi yang lebih penting, tekankan hal-hal yang tetap sama seperti sekolah, teman-teman, dan rutinitas harian mereka.

Buat rencana yang jelas tentang kapan mereka akan bertemu dengan masing-masing orangtua. Kalau sudah punya jadwal kunjungan, sampaikan dengan cara yang positif. Misalnya, "Kamu akan punya dua kamar tidur, satu di rumah Mama dan satu di rumah Papa!" Kepastian ini akan mengurangi kecemasan mereka tentang masa depan.

5. Buka ruang untuk semua emosi dan pertanyaan tanpa menghakimi

ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)

Wajar kalau anak menunjukkan berbagai emosi, entah itu marah, sedih, bingung, atau bahkan lega. Terima semua perasaan mereka tanpa mencoba langsung memperbaiki atau menenangkan. Katakan, "Mama/Papa mengerti kamu sedih. Ini memang situasi yang sulit untuk kita semua."

Siap-siap juga dengan pertanyaan yang mungkin gak terduga atau terulang berkali-kali. Anak butuh waktu untuk memproses informasi ini. Jawab dengan sabar meski pertanyaannya sama. Kalau ada pertanyaan yang belum bisa kamu jawab, jujur saja bilang, "Mama/Papa belum tahu pasti, tapi nanti kita bicarakan lagi ya."

Menjelaskan perceraian pada anak memang gak mudah, tapi dengan komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang, mereka bisa melewati masa transisi ini dengan baik. Ingat, yang terpenting adalah memastikan mereka tahu bahwa meski keluarga berubah bentuk, cinta dari kedua orangtua tetap utuh. Jadi, tarik napas dalam-dalam dan hadapi percakapan ini dengan hati yang tulus. Anak-anakmu lebih kuat dari yang kamu kira, kok!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team