ilustrasi minta maaf (pexels.com/Brett Jordan)
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menerima maaf juga harus disertai alasan yang jelas. Jangan berikan pemahaman bahwa semua hal bisa dimaafkan tanpa melihat sebab akibat. Tanamkan pada dia, memaafkan bukan menandakan semua perilaku yang orang lain berikan adalah benar. Beritahukan padanya, memaafkan adalah cara untuk menghadirkan keadilan.
Misalnya, ada anak yang selalu merusak mainannya. Sekali atau dua kali, mungkin bisa dimaafkan karena dianggap tidak sengaja. Tanyakan alasannya mengapa selalu merusak mainannya dan cari solusinya bersama.
Orangtua pasti ingin anaknya memiliki kepribadian yang bijaksana. Kalau ada seseorang yang membuatnya sulit memaafkan, biarkan dia menyelami perasaan sakit hatinya, hingga akhirnya mampu memaafkan. Ajarkan dia untuk berani memberi maaf beserta solusi terbaik untuk hubungan pertemanannya. Semoga cara ini bisa membuatnya bisa memberikan maaf secara bijaksana. Dengan begitu, dia gak akan jadi pendendam.