Cara Menangani Korban yang Terbakar, Segera Lepas Pakaiannya

Belajar dari tragedi kompor ngaben di Bali yang meledak

Denpasar, IDN Times - Tragedi meledaknya kompor jenazah ngaben di Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Jumat (19/8/2022) lalu, telah merenggut 2 korban jiwa. Kedua korban mengalami luka bakar sangat berat. Masing-masing bernama I Kadek Gian Satya Permana Putra (15) sebesar 94 persen, dan Bagus Oskar Horizon (34) sebesar 98 persen.

Terlepas dari tragedi tersebut, apa yang sebenarnya bisa dilakukan masyarakat ketika terjadi hal serupa sebagai pertolongan pertama pada korban? Berikut ini penjelasan Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof IGNG Ngoerah, dr Agus Roy Rusly Hariantana Hamid, saat ditemui di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, Senin (22/8/2022) pagi.

Baca Juga: Fungsi Kompor Jenazah Ngaben di Bali, Praktis dan Cepat

1. Luka bakar di atas 80 persen kecil kemungkinan pasien bisa bertahan hidup

Cara Menangani Korban yang Terbakar, Segera Lepas PakaiannyaPolisi olah TKP di lokasi meledaknya kompor jenazah di Desa Belega, Gianyar, Bali.(Dok. IDN Times/Istimewa )

Menurut keterangan Staf Medis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUP Prof IGNG Ngoerah, dr. Agus Roy Rusly Hariantana Hamid menyampaikan bahwa Pasien dengan luka bakar lebih dari 80 peren dan ada cedera di bagian jalan pernapasannya, kemungkinan untuk survive sangat kecil. Berdasarkan penelitian, kata Dokter Agus, hanya 1 sampai 3 persen dari mereka yang bisa survive.

Belajar dari tragedi di Gianyar, para korban yang meninggal dunia mengalami trauma inhalasi. Artinya, api atau asap yang ditimbulkan dari kebakaran terhirup oleh pasien. Sehingga berdampak pada sistem pernapasan pasien atau korban kejadian. Pasien luka bakar seperti ini membutuhkan waktu pemulihan antara 3 sampai 6 bulan.

“Istilahnya, jalan napasnya rusak. Sehingga kemampuan bernapas dia (pasien) sangat sulit. Hal inilah yang dialami oleh pasien yang meninggal tersebut,” jelasnya.

Baca Juga: 2 Korban Kompor Ngaben Meledak di Bali Meninggal Dunia

2. Pakaian harus segera dilepas jika tersambar api

Cara Menangani Korban yang Terbakar, Segera Lepas PakaiannyaKorban kompor jenazah meledak di Desa Belega, Gianyar, Jumat (19/8/2022).(Dok. IDN Times/Istimewa )

Lalu apa yang membuat luka bakar tersebut menjadi parah? Kata Dokter Agus, korban yang tersambar api tidak segera membuka pakaian yang melekat di tubuhnya. Hal itulah yang menyebabkan luka bakarnya semakin parah.

“Nah, yang memperberat pasien-pasien ini adalah baju atau kaus yang menempel di kulit. Jadi baju atau kaus yang terbakar tersebut tidak cepat dibuka. Itu yang memperparah luka bakarnya. Jadi kebanyakan kasus-kasus begitu,” jelasnya.

Luka bakar juga semakin parah jika penanganannya tidak tepat. Misalnya mengoleskan minyak, pasta gigi, kecap, boreh, kopi, dan sebagainya.

“Beberapa pasien yang saya terima dari unit luka bakar itu dikasih boreh, kopi. Semua. Itu tidak benar semua. Itu salah. Hanya air,” ungkapnya.

3. Masyarakat dapat menyiramkan air ke korban yang mengalami luka bakar sambil mengguling-gulingkannya ke tanah

Cara Menangani Korban yang Terbakar, Segera Lepas PakaiannyaIlustrasi kebakaran. (dok. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta)

Apakah masyarakat bisa melakukan pertolongan kepada korban yang terbakar? Menurut Dokter Agus, masyarakat harus melihat dulu penyebab luka bakar yang dialami korban. Apakah dari aliran listrik, kompor gas, atau yang lainnya?

Luka bakar yang disebabkan oleh ledakan kompor misalnya, korban sebaiknya disiram air yang mengalir selama beberapa menit, sambil diguling-gulingkan di tanah. Setelah itu baru melucuti pakaiannya agar tidak memperparah luka bakar.

“Nah, apabila terjadi luka bakar, langsung kita buka bajunya semua. Kita telanjangi pasiennya dibantu sama teman. Atau disiram, diguyur sama air kurang lebih sekitar 20 menit. Disiram pakai air mengalir. Diguling-guling di tanah. Dengan begitu bisa mengurangi risiko kedalaman luka bakar sampai 20 sampai 30 persen. Itu sangat membantu sekali,” sarannya.

Sementara itu untuk luka bakar karena aliran listrik, ia mengimbau agar masyarakat tidak menyentuh langsung atau memeluk korbannya. Masyarakat disarankan menggunakan kayu untuk membantu menjauhkan korban dari sengatan arus listrik. Selanjutnya memutuskan aliran arus listrik di lokasi kejadian. Barulah kemudian korban bisa disiram air.

Masyarakat juga diminta untuk mengganti selang gas LPG setiap 8 kali pergantian gas rumah tangga. Hal ini karena kebocoran selang tidak bisa diduga.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya