3 Tips Main Layangan di Bali, biar Gak Membahayakan Orang

Lagi musim layangan nih, apalagi di Bali sudah jadi tradisi

Bulan Juni adalah awal musim layang-layang di Bali. Para penghobi yang disebut dengan istilah rare angon, mulai mempersiapkan dan menaikkan layangan buatan mereka. Dengan didukung angin yang kencang, mereka berlomba-lomba untuk memamerkan layangannya di angkasa.

Bagi penghobi layangan atau rare angon ini, wajib memperhatikan beberapa hal agar tidak membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun mengganggu kenyamanan umum. Jika kamu seorang rare angon, wajib memperhatikan 3 hal berikut ya!

Baca Juga: 5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Unik

Baca Juga: 6 Fakta Layangan Naga Terbesar dari Sanur, Fenomenal di Bali

1. Tidak bermain layangan di jalur kabel listrik PLN

3 Tips Main Layangan di Bali, biar Gak Membahayakan OrangRare angon di Pantai Mertasari, Sanur. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Bermain layang-layang adalah cara untuk melestarikan tradisi melayangan yang telah ada sejak zaman dahulu di Bali. Namun kamu sebaiknya tidak bermain di area jalur kabel listrik milik PLN. Hal ini agar senarnya tidak menyangkut di kabel, terutama pada saat layang-layangnya jatuh atau mengalami masalah di udara.

Ini sangat berbahaya karena berisiko terkena sengatan listrik tegangan tinggi. Selain itu, dapat menyebabkan gangguan listrik bagi masyarakat di sekitarnya. Seperti diketahui, PLN sendiri adalah instalasi vital di Tanah Air. Sehingga kalau melakukan sesuatu yang dapat mengganggu pasokan listrik dapat dikenai sanksi pidana.

2. Membuat layangan dengan sistem 'knock down'

3 Tips Main Layangan di Bali, biar Gak Membahayakan OrangKepala layangan janggan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Masing-masing daerah di Indonesia mungkin punya cara sendiri untuk bermain layang-layang. Contohnya ya di Bali. Ukuran layang-layangnya jauh lebih besar dari daerah lain. Bahkan bisa mencapai lebih dari dua meter.

Karena itu, layang-layang ini sebaiknya dibuat dengan sistem knock down. Sistem ini membuat layang-layang bisa dilepas dan dirakit kembali apabila ingin dinaikkan. Sehingga memudahkan rare angon untuk membawanya dari rumah menuju lokasi penerbangan. Apalagi Bali kerap mengadakan lomba layang-layang, maka kelompok rare angon ini tidak sampai membuat jalan raya menjadi macet.

Sistem layangan knock down juga memudahkan rare angon yang ingin mengikuti perlombaan di luar Bali. Rangka layang-layang yang telah dilipat, cukup dimasukkan ke dalam wada (bisa ke dalam pipa paralon). Tidak terbayangkan jika harus membawa layangan berukuran besar (di atas tiga meter) ke luar daerah tanpa sistem knock down.

3. Tidak menginapkan layang-layang

3 Tips Main Layangan di Bali, biar Gak Membahayakan OrangSekeha layangan sedang menaikkan layangan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Istilah menginapkan layangan ini ditujukan untuk layang-layang yang dinaikkan, dan baru diturunkan keesokan harinya. Kenapa hal itu harus dihindari? Karena rentan membuat layangan terjatuh akibat perubahan arah dan kondisi angin pada malam hari. Selain kondisi angin, penyebab layangan jatuh karena layangannya menjadi berat akibat terkena tetesan air atau embun di udara.

Si pemilik akan kesulitan memantau kondisi layangannya karena langit tampak gelap pada malam hari. Layangan yang diinapkan ini dapat membahayakan orang atau bangunan di area jatuhnya layangan tersebut. Terlebi jika jatuhnhja di kabel listrik arus tinggi milik PLN. Saat bermain layang-layang, biasakanlah menurunkannya di sore hari.

Sebagai rare angon, musim layang-layang tentunya akan membawa kesenangan tersendiri. Panas terik matahari tidak akan ada artinya selama melihat layang-layang mengudara dengan indahnya. Ingat, jaga keselamatan selalu ya!

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya