TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Menghadapi Konflik dengan Anak Secara Bijaksana

Marah-marah, rasanya udah gak efektif ya

ilustrasi anak dan orang tua (pexels.com/August de Richelieu)

Pernahkah kamu menghadapi konflik dengan anak-anak? Tentu saja sebagai orangtua, kamu mungkin pernah mengalaminya. Karena hal itu tidak terhindarkan sebagai bagian dari proses membesarkan anak.

Konflik dengan anak bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari pertengkaran kecil hingga masalah yang lebih serius. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kamu menghadapinya dengan bijaksana, dan membangun hubungan yang sehat bersama mereka.

Berikut, kamu akan melihat lebih jauh lima cara menghadapi konflik dengan anak secara bijaksana. Cara ini semoga bisa membantu kamu mengatasi situasi, dan menjaga hubungan yang positif bersama sang buah hati.

Baca Juga: 5 Sikap Terbaik Guru Jika Murid Berlaku Kurang Ajar

Baca Juga: 6 Cara Memberikan Batasan Orangtua Tanpa Menyakiti

1. Dengarkan dengan penuh perhatian

ilustrasi anak dan orang tua (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Langkah pertama dalam menghadapi konflik dengan anak adalah mendengarkan mereka penuh perhatian. Sering kali, anak-anak hanya ingin merasa didengar dan dipahami. Cobalah untuk memberi mereka ruang untuk berbicara tanpa interupsi. Ini membantu mereka merasa dihargai dan penting.

Ketika anak kamu berbicara, usahakan untuk tidak langsung memberikan solusi atau kritik. Biarkan mereka mengungkapkan perasaan dan pikiran sepenuhnya. Ini juga merupakan kesempatan bagi kamu untuk memahami sudut pandang mereka.

2. Bertanya dan menggali lebih dalam

ilustrasi anak dan orang tua (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Setelah mendengarkan, cobalah untuk bertanya lebih banyak. Tanyakan pada mereka tentang perasaannya, alasan di balik tindakan mereka, dan apa yang mereka harapkan dari situasi tersebut. Ini akan membantu kamu memahami lebih dalam mengapa konflik terjadi.

Misalnya, jika anak kamu marah karena tidak diizinkan melakukan sesuatu, bertanyalah kepadanya mengapa hal itu begitu penting baginya. Apakah ada cara lain untuk memenuhi keinginannya tanpa melibatkan konflik?

3. Jangan menyalahkan atau menghakimi

ilustrasi anak dan orang tua (pexels.com/Movidagrafica Barcelona)

Penting untuk diingat bahwa konflik dengan anak adalah kesempatan untuk belajar, bukan untuk menyalahkan atau menghakimi. Hindari membuat anak merasa bersalah atau buruk tentang diri mereka sendiri. Sebaliknya, fokus pada pemecahan masalah bersama dan pembelajaran.

Jika anak melakukan kesalahan, ajarkan mereka tanggung jawab dengan cara yang mendidik. Contohnya, kamu bisa berkata, "Kita semua membuat kesalahan, tetapi yang penting adalah bagaimana kita belajar dan berusaha untuk tidak mengulanginya."

4. Ajarkan keterampilan penyelesaian konflik

ilustrasi menasihati (pexels.com/August de Richelieu)

Seiring mendengarkan anak dan bertanya lebih banyak, ajarkan mereka keterampilan penyelesaian konflik. Ini adalah pelajaran berharga yang akan membantu mereka mengatasi konflik di masa depan.

Misalnya, ajarkan mereka tentang komunikasi yang efektif. Sampaikan tentang pentingnya berbicara dengan tenang, dan mengungkapkan perasaan secara jujur. Ajarkan juga tentang kompromi, di mana kedua belah pihak harus memberikan sedikit untuk mencapai kesepakatan yang baik.

Selain itu, beri contoh dengan menunjukkan bagaimana kamu sendiri menghadapi konflik dengan bijaksana. Anak-anak sering kali belajar melalui contoh yang diberikan oleh orangtuanya.

Verified Writer

YOOL

Focus on me, like a meditation.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya