TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kondisi Psikologis Anak yang Sering Dibanding-bandingkan

Semua anak itu punya kelebihan yang gak bisa disamaratakan

ilustrasi anak (unsplash.com/Robert Collins)

Membanding-bandingkan anak mungkin terlihat sepele, tapi ternyata dampaknya tidak sesederhana itu. Banyak orangtua yang tak sadar telah menciptakan tekanan besar bagi anak mereka dengan cara ini. Artikel ini akan mengungkapkan 5 fakta tentang kondisi psikologis anak yang sering dibanding-bandingkan. Penting untuk dipahami, agar kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi perkembangan mereka. Yuk simak, dilansir dari berbagai sumber!

1. Mengurangi rasa percaya diri

Saat anak terus menerus dibandingkan dengan orang lain, mereka akan merasa kurang berharga. Alih-alih termotivasi, rasa percaya diri mereka justru bisa menurun. Anak-anak ini mulai meragukan kemampuan mereka sendiri dan merasa tidak pernah cukup baik.

Anak yang sering dibandingkan cenderung mengalami rasa rendah diri yang bisa berdampak jangka panjang. Ini bisa memengaruhi performa mereka di sekolah hingga hubungan sosial mereka di masa depan. Jadi, penting untuk mendukung mereka dengan pujian yang tulus, bukan dengan perbandingan yang merugikan.

2. Menumbuhkan rasa iri dan kompetisi tidak sehat

Meskipun kompetisi sehat bisa memacu anak untuk berprestasi lebih baik, perbandingan yang berlebihan bisa menumbuhkan rasa iri dan menciptakan kompetisi yang tidak sehat. Anak yang sering dibandingkan mungkin akan merasa bahwa mereka harus selalu bersaing, bahkan dengan saudara atau teman terdekat mereka sendiri.

Kompetisi yang tidak sehat ini dapat membuat anak-anak menjadi lebih agresif dan kurang empati. Mereka mungkin lebih fokus untuk 'mengalahkan' orang lain daripada untuk bekerja sama dan belajar bersama. Hal ini tentu saja bisa mengganggu perkembangan sosial mereka.

3. Meningkatkan risiko stres dan depresi

Tak sedikit anak yang mengalami stres berlebihan karena selalu dibanding-bandingkan. Tekanan untuk memenuhi ekspektasi orangtua atau orang di sekitar mereka bisa menjadi beban yang terlalu berat untuk ditanggung. Anak-anak ini mungkin merasa terjebak dalam lingkaran ekspektasi yang tak pernah berakhir.

Anak-anak yang sering dibandingkan memiliki risiko lebih tinggi mengalami stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Terkadang, mereka merasa tidak ada jalan keluar dari ekspektasi ini, yang bisa berdampak serius pada kesehatan mental mereka.

4. Merusak hubungan dengan orangtua

Membandingkan anak dengan orang lain bisa merusak hubungan antara anak dan orangtua. Anak mungkin merasa bahwa cinta orangtua bersyarat, hanya diberikan jika mereka bisa menjadi lebih baik atau lebih unggul dari yang lain. Hal ini bisa menciptakan jarak emosional yang sulit diperbaiki.

Anak-anak yang merasa dibandingkan cenderung memiliki hubungan yang kurang dekat dengan orangtuanya. Mereka mungkin merasa tidak dipahami atau dihargai, yang bisa menimbulkan konflik dan ketegangan dalam keluarga. Padahal, hubungan yang hangat dan suportif sangat penting untuk perkembangan mereka.

Verified Writer

Ignatius Drajat Krisna Jati

Terus semangat!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya