TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Langkah Mendukung Anak Supaya Berani Hadapi Tantangan

Membangun kepercayaan diri anak sangatlah penting

ilustrasi ayah menuntun anak laki-lakinya (pexels.com/Anete Lusina)

Setiap orang punya reaksi berbeda akan perubahan. Ada yang cepat beradaptasi dan berani untuk menghadapi situasi, ada juga yang panik sehingga kesulitan memikirkan solusi dan malah mengedepankan emosi. Akibatnya masalah baru muncul.

Itulah mengapa kemampuan adaptasi ini perlu dilatih sejak kecil. Anak perlu belajar untuk menerima kenyataan supaya tidak terpaku pada pemikiran bahwa hidup akan selalu bahagia. Mengapa demikian? Karena hal itu tidak realistis dan bisa membuatnya mudah putus asa saat terjadi hal buruk.

Terlebih ketika semakin dewasa, tentunya akan ada banyak rintangan yang harus dilalui. Nah, lima cara berikut ini bisa dilakukan orangtua untuk mendukung anak supaya sanggup dan berani menghadapi berbagai tantangan:

Baca Juga: Harus Diubah! Ini 5 Kesalahan Orangtua saat Mendidik Anak

1. Beri pujian pada setiap progres anak

ilustrasi ayah memberi pujian pada anaknya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa merasa minder saat melihat teman sebayanya lebih unggul. Apalagi kalau orang di sekitarnya malah membandingkan ia dengan temannya. Maka rasa percaya dirinya akan semakin menipis.

Apabila hal itu terjadi, orangtua harus maju sebagai pendukung utama anak. Berikan pujian pada progres  anak, sekecil apapun itu. Bantu anak melewati proses untuk menguasai minatnya secara perlahan, tanpa terbebani tuntutan harus berprestasi.

Supaya di masa depan nanti saat situasi yang terjadi tidak sesuai dengan rencananya, anak bisa lebih tenang karena ia percaya bahwa ada orangtua yang akan selalu berpihak padanya dan mengapresiasi usaha yang telah dilakukan, walaupun belum bisa menjadi yang terbaik.

2. Ajarkan anak untuk mau berjuang

ilustrasi ibu dan anak membaca buku (pexels.com/Kindel Media)

Anak-anak terkadang merasa bahwa dirinya bodoh saat tidak paham materi di kelas. Pemikiran ini biasanya didukung dengan sikapnya yang selalu menghindar dan tidak mau lagi belajar sehingga membuatnya percaya bahwa dia memang Bodoh.

Sikap seperti itu apabila terus dibiarkan bisa membuatnya hilang arah dan malah berpindah ke hal buruk untuk menutupi kekurangannya. Sebagai orangtua, kamu perlu bertindak dengan memberitahu bahwa keahlian itu bisa dikuasai karena adanya usaha.

Nah, supaya anak mau berusaha, orangtua perlu mendukungnya untuk berani menghadapi rasa tidak nyaman saat belajar hal baru. Bantu anak tumbuh dengan pemikiran bahwa berjuang untuk meraih sesuatu adalah hal yang normal dan menjadi bagian dalam hidup.

3. Bantu anak menghadapi rasa khawatirnya

ilustrasi ibu menyemangati anaknya (pexels.com/MART PRODUCTION)

Masa awal masuk sekolah bisa menjadi momen yang cukup menegangkan bagi anak. Untuk pertama kalinya ia akan berhadapan dengan teman dan lingkungan baru. Anak ingin punya teman baru, namun di sisi lain masih takut untuk memulai percakapan terlebih dulu.

Anak yang sudah terbiasa mengungkapkan perasaannya, akan menceritakan hal tersebut pada orangtua. Namun, anak yang belum terbiasa sering kali menangis untuk menunjukkan rasa khawatirnya. Guna mengatasi hal itu, pastikan anak siap berada di sekolah.

Dengarkan keluhannya, lalu buat ia paham bahwa rasa khawatir itu wajar terjadi ketika akan melakukan hal baru. Dengan begitu, perlahan ia bisa bersikap lebih tenang dan percaya diri karena merasa bisa melakukannya.

4. Jangan tanamkan rasa takut pada anak

ilustrasi ibu dan anak duduk di kasur (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Rasa takut pada diri anak terkadang muncul dari pengaruh orangtuanya, yang pernah mengalami kejadian buruk di masa lalu dan takut hal serupa kembali terulang. Banyak orangtua yang tidak sadar bahwa mereka sudah menanamkan rasa takut pada anaknya.

Padahal sebagai orangtua, belum tentu kamu bisa melindungi anak selamanya sehingga anak perlu diajarkan untuk bisa melindungi diri sendiri. Ia harus tumbuh dewasa tanpa dikuasai rasa takut yang berlebihan. Lawan bersama rasa takut secara bertahap.

Biarkan anak bertindak sesuai keputusannya. Bentuk pemikiran bahwa semuanya akan baik-baik saja. Maka anak akan menyadari bahwa rasa takutnya selama ini terlalu berlebihan. Ia akan bersikap berani dan rasa takut yang dialami orangtua juga perlahan akan menghilang.

Verified Writer

Alia Azhara

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya