7 Tips Menanam Rimpang di dalam Pot, dari Bibit sampai Panen

Kunyit, jahe, dan lengkuas adalah bumbu dapur sekaligus obat herbal yang sangat penting. Rempah-rempah tadi disebut dengan rimpang atau rhizoma, yaitu tanaman yang menghasilkan tunas dari ruas-ruasnya. Rimpang mirip dengan umbi-umbian yang buahnya tumbuh berada di dalam tanah. Namun bedanya, umbi-umbian gak bisa berkembang biak lewat ruas-ruasnya dan cenderung tumbuh vertikal ke bawah.
Menanam rimpang relatif mudah, karena tunasnya mudah diperbanyak. Tanaman rimpang juga cocok ditanam di dalam pot atau polybag. Metode penanaman ini sangat ideal bagi area perkotaan atau lahan sempit. Berikut beberapa tips menanam rempah-rempah rimpang untuk memenuhi kebutuhan dapurmu.
1. Siapkan pot minimal berdiameter 40 cm

Ukuran pot atau polybag yang ideal untuk tanaman rimpang adalah berdiameter minimal 40 cm. Karena pertumbuhan rimpang horizontal, maka pot berukuran lebar memungkinkan untuk berkembangbiak dengan leluasa.
Jika diameter pot terlalu kecil, bibit rimpang akan kesulitan untuk membesar. Hal ini menyebabkan ukuran dan jumlah rimpang yang kelak dihasilkan berjumlah sedikit. Pot yang terlalu kecil juga menyebabkan tanaman kekurangan nutrisi karena media tanam yang terbatas.
Pot berdiameter 40 cm masih tergolong ringan dan mudah untuk dipindahkan. Bila ingin menghemat ruangan lagi, kamu bisa memanfaatkan vertical garden atau rak bertingkat.
2. Gunakan campuran media tanam yang poros

Media tanam poros atau gembur adalah kriteria media tanam yang terbaik untuk tanaman jenis rimpang dan umbi-umbian. Media tanam poros cenderung memiliki tekstur yang gak padat menyediakan ruang bagi akar rimpang tumbuh memanjang.
Media tanam poros bisa kamu dapatkan dari campuran kompos, tanah, sekam arang atau cocopeat. Campurkan ketiga media tanam tersebut dengan perbandingan 1:1:1. Pastikan kamu mengaduk rata komposisi media tanam sebelum digunakan.
3. Pilih bibit rimpang berkualitas

Bibit rimpang bisa kamu dapatkan dari rempah-rempah yang ada di dapur. Namun, pastikan rimpang yang kamu gunakan sehat, bersih, dan gak cacat. Pilih rimpang yang mulus, berisi, dan gak keriput. Warna rimpang yang cerah misalnya kunyit yang berwarna kuning atau oranye terang juga menandakan rimpang sehat.
Setelah memilih rimpang yang sehat, pastikan rimpang memiliki mata tunas. Biasanya berbentuk benjolan kecil dan menonjol. Kemudian potong rimpang menjadi beberapa bagian, setidaknya terdapat 2-3 di setiap calon bibit rimpang. Pastikan kamu menggunakan pisau yang bersih dan tajam.
Rimpang yang sudah dipotong bisa langsung ditanam ke dalam media tanam baru. Namun, sebaiknya angin-anginkan selama 1-2 hari di tempat kering. Supaya, potongan rimpang yang masih baru gak terkontaminasi patogen.
4. Tanam bibit rimpang secara dangkal

Pendam bibit rimpang setidaknya di kedalaman 5-10 cm dari permukaan atas. Letakkan tunas menghadap ke atas, dengan begitu tunas akan mudah tumbuh ke atas menembus media tanam dan terkena matahari.
Untuk pot berdiameter 40 cm disarankan untuk menanam 1-2 bibit rimpang. Atur jarak rimpang agar gak terlalu berdekatan, sehingga memudahkan munculnya tunas baru. Setelah itu, timbun rimpang dengan media tanam sampai tertutup rapi.
5. Merawat dan memupuk tanaman rimpang secara rutin

Tanaman jenis rimpang membutuhkan matahari penuh. Jadi pastikan kamu meletakkannya di lokasi yang terekspos matahari. Penyiraman bisa dilakukan dua kali sehari, bergantung kondisi cuaca. Tanaman jenis rimpang tergolong tanaman yang tahan terhadap kering. Keterlambatan penyiraman gak akan jadi masalah.
Pupuk terbaik untuk rimpang adalah pupuk kompos atau organik yang bisa kamu aplikasikan 2-4 minggu sekali. Namun, kamu bisa menambahkan pupuk susulan seperti nitrogen pada awal penanaman. Setelah daun rimbun dan batang tumbuh, kamu bisa beralih ke pupuk yang mengandung kalium, fosfor, dan kalsium untuk memperbesar buah rimpang.
Lakukan penyiangan gulma dan pengecekan drainase secara rutin. Pastikan media tanam selalu gembur dan poros, agar bibit rimpang bisa terus berkembang. Jika ada rimpang yang muncul kamu bisa menambahkan atau menutupinya dengan tanah. Tujuannya, agar rimpang yang muncul ke permukaan gak terkena langsung sinar matahari langsung, serta mendorong pertumbuhan rimpang baru.
6. Menangani tanaman rimpang yang sakit

Penyakit yang sering terjadi pada rimpang adalah busuk rimpang. Kondisi di mana rimpang berlendir, lunak, dan berwarna cokelat. Ciri pada daunnya layu, mengering, dan bisa saja mati. Batang tanamanan juga terlihat pucat dan lunak saat dipegang.
Penyakit ini kebanyakan disebabkan karena drainase yang buruk. Jadi pastikan media tanam selalu lembab tetapi gak sampai berlumpur dan cair. Jika sebagian tanaman rimpang menunjukkan gejala busuk akar, kamu bisa mencabutnya atau memotong bagian tertentu untuk mencegah penularan. Ganti media tanam, jika kamu menemukan bau busuk pada tanah.
7. Rimpang siap dipanen mulai usia 4 bulan

Panen rimpang tergantung pada tujuan penggunaan. Untuk rimpang muda bisa dipanen mulai usia 4-6 bulan. Rimpang muda bisanya dipakai untuk bumbu masakan segar, karena teksturnya masih lunak dan aromanya masih lembut serta gak terlalu kuat.
Sementara rimpang tua bisa dipanen mulai usia 8 bulan, saat rimpang sudah berisi, besar, lebih padat. Aroma dan rasa dari rimpang tua lebih kuat dan tajam, serta warnanya lebih pekat dan tajam. Rimpang tua biasanya digunakan untuk bumbu masakan yang lebih kuat seperti rendang atau gulai. Juga untuk ramuan herbal atau diekstraksi.
Untuk memanen rimpang dari pot cukup mudah. Kamu bisa memanennya seperti memanen umbi-umbian. Atau membalik pot dan membongkarnya dengan hati-hati. 2 bibit dari satu pot berdiameter bisa menghasilkan 1-2 kilogram rimpang, bergantung perawatan, kualitas bibit, dan media tanam.
Tips menyimpan rimpang

Untuk menyimpan rimpang jangka pendek sekitar 1-2 minggu, kamu cukup perlu menyimpannya di tempat kering dan gak perlu dicuci. Untuk penyimpanan satu bulan, kamu bisa menyimpannya di kulkas, khususnya di bagian sayur.
Sedangkan untuk penyimpanan jangka panjang sekitar enam bulan, simpanlah rimpang di dalam freezer. Cuci dan keringkan terlebih dahulu untuk membersihkannya. Baru simpan di dalam kontainer atau ziplock.
Memanen rimpang membutuhkan waktu berbulan-bulan. Namun, waktu tersebut bisa sangat bermanfaat untuk memenuhi rempah di dapur. Sekaligus memenuhi kebutuhan terhadap obat-obatan herbal tradisional.