Tari wayang wong di Pura Taman Pule, Desa Mas, Ubud. (YouTube.com/Nyoman Sudana)
Pementasan tari wayang wong di Pura Taman Pule terkait dengan proses mendak atau menjemput Ida Sesuhunan yang ada di Pura Buk Jambe, tak jauh dari Pura Taman Pule. Diceritakan, bahwa Ida Sesuhunan yang ada di Pura Taman Pule turun menjemput (mendak) putra Ida Sesuhunan yang ada di Pura Buk Jambe.
Selama prosesi inilah tari wayang wong di Pura Taman Pule itu dipentaskan. Keunikan dari pementasan ini adalah adanya prosesi yang disebut dengan megat sesolahan atau megat carita. Prosesi ini berupa pamedek (sebutan umat Hindu Bali yang bersembahyang) yang datang dari Pura Buk Jambe menuju ke Pura Taman Pule wajib berjalan di tengah-tengah wayang wong yang sedang menari. Jika pamedek tidak melewati tari wayang wong tersebut, maka prosesi upacara di Pura Taman Pule dianggap belum selesai.
Keunikan lainnya adalah bahwa di Pura Taman Pule tidak menggunakan Tari Topeng Sidakarya sebagai pemuput (penutup) upacara. Tari wayang wonglah yang digunakan sebagai pengganti untuk pemuput upacara. Hal ini sudah terjadi secara turun temurun di Pura Taman Pule.
Pementasan tari wayang wong di Pura Taman Pule merupakan wujud persembahan sebagai wujud bakti kepada Tuhan yang dilakukan oleh warga Desa Mas, Ubud. Pementasan ini juga bertujuan untuk menjaga keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam sekitarnya.