Pura Dalem Kahyangan Kedaton (kukuh-marga.desa.id)
Tradisi unik lainnya di Pura Dalem Kahyangan Kedaton yang sampai sekarang masih dilakukan yaitu tradisi ngerebeg dan kegiatan piodalan tidak boleh melewati jam 19.00 Wita atau sebelum matahari terbenam.
Mengapa harus sebelum matahari terbenam? Menurut Ngurah Arta, karena dipercaya sampai saat ini ada penangkilan secara niskala, di mana wong samar (mahkluk halus) akan bergiliran sembahyang setelah matahari terbenam.
Sementara tradisi ngerebeg menjadi simbol melepas hawa nafsu dan bermakna gereget suka cita atas selesainya seluruh rangkaian piodalan. Biasanya prosesi upacara Pujawali di Pura Dalem Kahyangan Kedaton diawali dengan ngebeji (mensucikan) Ida Bhatara ke Pura Beji yang berlokasi di sisi timur Hutan Kedaton.
Pukul 13.00 Wita, dilakukan tradisi mepeed gebogan (berjalan beriringan dengan menjunjung gebogan) dari 12 banjar pakraman. Dalam tradisi mepeed gebogan ini, sekaligus ngiring patapakan barong ket dan barong landung yang ada di masing-masing banjar adat. Sebagai penutup, barulah tradisi yang paling dinanti anak-anak, yakni ngerebeg.
Ngurah Arta memaparkan pada pukul 18.30 Wita, saat matahari senja memancarkan cahayanya, kegiatan persembahyangan ditutup dengan sembahyang bersama antara pamangku (pemimpin agama) dan pacalang (keamanan) dan pamedek (umat). Setelahnya, mulai siap-siap untuk melaksanakan tradisi ngerebeg.
Pamedek, khususnya anak-anak, sangat menunggu tradisi ini. Sejak sore mereka telah mempersiapkan sarana ngerebeg, berupa ranting kayu yang dihias. Selain ranting kayu, ada juga yang mengarak lelontek, bandrang, tedung dan tumbak untuk diarak berlari mengitari pura. Begitu patakapan barong ditedunkan dari balai panjang, anak-anak yang mengikuti tradisi ngerebeg langsung bersorak.
Mereka menunggu percikan tirta (air suci) dari pamangku sebagai aba-aba mulai berlari sekencang-kencangnya. Begitu tirta dipercikkan, puluhan peserta ngerebeg langsung melesat berlari seperti peluru saat pemicunya ditekan. Setelah mereka berlari tiga kali mengelilingi areal pura yang cukup luas, barulah tradisi ngerebeg dihentikan.