Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tradisi Ngedeblag. (instagram.com/yudiatmika20)

Bali selain karena keindahan alamnya, juga dikenal sebagai pulau yang kaya akan tradisi adatnya. Berbagai macam tradisi hingga sakral sekalipun ada di sini.

Rasanya masih sedikit ada yang tahu tentang tradisi unik di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Namanya Tradisi Ngedeblag. Tradisi ini dilaksanakan tiga kali. Yaitu pada sasih kelima atau bulan kelima, kaenam (bulan keenam), dan kapitu (bulan ketujuh) dalam penanggalan Kalender Bali.

Berikut ini fakta tentang Tradisi Ngedeblag, yang kostumnya mirip perayaan Halloween.

1. Sejarah Tradisi Ngedeblag

Prosesi tradisi Ngedeblag. (YouTube.com/Mia Yudiani)

Dikutip dari Jurnal Penelitian Agama Hindu Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, berjudul Tradisi Ngedeblag di Desa Pakraman Kemenuh, Kecamatan Sukawati Gianyar, yang ditulis oleh Ni Putu Dian Yudiani, I Wayan Mandra, dan I Ketut Gunarta, tradisi ini bermula dari keluarga brahmana wangsa (golongan) Kemenuh yang menetap di Desa Tegal Wanasari.

Sang brahmana bernama Ida Nyoman Kemenuh sedang dilanda kebingunang, karena keluarganya diserang oleh wabah penyakit yang merenggut nyawa ayah dan ibunya.

Karena ancaman wabah ini meningkat dan mengancam keselamatan warga desa, beliau melakukan tapa semadi yang bertujuan untuk memohon petunjuk dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar warga Wanasari Kemenuh terhindar dari ancaman wabah penyakit tersebut.

2. Nama Ngedeblag ada kaitannya dengan suara bising yang ditimbulkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di