5 Tanda Tulisan Belum Mencerminkan Siapa Dirimu, Kenali dan Perbaiki

Pernah merasa tulisanmu terdengar kaku atau bukan seperti dirimu sendiri? Tenang, kamu tidak sendirian. Banyak penulis mengalami hal ini. Tulisan terasa hambar, tidak nyambung dengan pembaca, bahkan tidak merepresentasikan isi kepala mereka. Nah, ini dia 5 tanda utama yang menunjukkan kalau tulisanmu belum benar-benar mencerminkan siapa dirimu. Apa penyebabnya, dan gimana caranya biar tulisanmu bisa terasa lebih 'kamu banget'. Yuk, simak selengkapnya!
1. Gaya bahasa terasa dipaksakan

Kalau kamu sering merasa gaya tulisanmu terdengar aneh, terlalu formal, atau justru lebay, itu mungkin karena kamu belum menulis dengan suara aslimu. Bisa jadi kamu terlalu fokus bikin kalimat indah, padahal itu bikin tulisanmu malah terasa kaku. Nada tulisan yang alami dan sesuai kepribadian penulis justru lebih disukai pembaca.
Ciri-cirinya adalah kalimat yang mengalir, kata-kata yang sering kamu gunakan saat bicara, dan ritme yang nyaman dibaca. Biasanya ini terjadi karena kamu terlalu banyak menyunting, terlalu terobsesi dengan gaya orang lain, atau gak percaya diri sama cara kamu menulis. Akibatnya, tulisanmu jadi terasa datar, sulit membangun hubungan dengan pembaca, dan kehilangan keunikan.
2. Terlalu mirip dengan gaya penulis lain

Kamu suka membaca karya penulis favoritmu dan mencoba menulis seperti mereka? Bagus, itu bisa jadi latihan. Tapi hati-hati, terlalu meniru justru bikin tulisanmu kehilangan identitas. Banyak penulis pemula terjebak dalam fase ini, gaya menulisnya jadi seperti salinan dari blog atau buku orang lain. Banyak penulis akademis pun mengalami hal serupa, gagal terdengar unik karena terlalu banyak meniru struktur tulisan orang lain.
Padahal, pembaca cenderung tertarik pada tulisan yang terasa personal dan orisinal. Ini sering terjadi karena kamu terlalu banyak menyerap gaya orang lain tanpa mengevaluasi mana yang cocok untukmu. Akibatnya, tulisanmu kehilangan warna dan susah dikenali. Tulisanmu juga akan sulit menonjol di antara banyak konten lain yang ada di luar sana.
3. Pembaca bilang tulisanmu gak 'kamu banget'

Kalau teman atau pembacamu bilang, “Tulisanmu gak kayak kamu waktu ngomong,” itu tanda penting. Artinya, kamu belum benar-benar menulis dari diri sendiri. Saat tulisanmu terdengar asing buat orang-orang yang mengenalmu, kamu mungkin sedang memakai 'topeng' tulisan. Dalam dunia penulisan, umpan balik sangat penting. Respon pembaca terhadap nada tulisan bisa jadi kunci buat menemukan suara aslimu.
Saat pembaca bilang tulisannya gak terasa alami, kamu harus mulai refleksi, apakah kamu sedang menulis seperti yang 'seharusnya', bukan seperti dirimu sendiri? Hal ini biasanya terjadi karena kamu terlalu berusaha tampil formal, terlalu fokus dengan aturan penulisan, atau takut terdengar salah. Padahal, pembaca justru butuh tulisan yang jujur, nyaman, dan terasa seperti ngobrol langsung.
4. Kamu gak terasa terhubung saat menulis

Tanda paling kuat sebenarnya datang dari diri sendiri. Kalau kamu nulis cuma karena harus, dan bukan karena ingin mengekspresikan sesuatu, besar kemungkinan tulisanmu kehilangan jiwa. Salah satu cara menemukan suara tulisanmu adalah dengan free writing, menulis tanpa sensor selama beberapa menit. Dari situ, kamu bisa lihat pola kalimat dan pilihan kata yang terasa alami.
Banyak penulis kehilangan suara karena terlalu banyak merencanakan, takut salah sejak awal, atau menulis demi memenuhi ekspektasi, bukan dari dorongan pribadi. Akibatnya, tulisannya terasa hambar, tidak menyampaikan emosi, dan gak punya kepribadian yang kuat. Kalau kamu sendiri gak merasa terhubung dengan tulisanmu, pembaca pasti akan merasa hal yang sama.
5. Irama dan pilihan katamu terasa aneh

Kalau kalimatmu terasa berat dibaca atau terdengar aneh, bisa jadi kamu terlalu memaksakan pilihan kata yang bukan dari kebiasaanmu. Mungkin kamu mencoba terdengar lebih cerdas atau elegan, tapi malah terdengar janggal. Suara tulisan itu terlihat dari ritme kalimat, pilihan kata, dan nada. Tulisan yang baik biasanya punya alur dan struktur yang mengikuti gaya bicaramu sendiri.
Kalau kamu biasa berbicara dengan kalimat pendek dan padat, tulisanmu pun sebaiknya seperti itu. Tanda umumnya adalah kalimat terlalu panjang, kata-kata yang jarang kamu pakai sehari-hari, dan struktur yang berbelit-belit. Saat itu terjadi, pembaca akan kehilangan fokus, alur cerita jadi terganggu, dan pesanmu tidak sampai secara utuh.
6. Tips untuk menemukan suara aslimu

Cara paling efektif untuk kembali ke suara asli dalam tulisan adalah dengan menulis bebas. Coba tulis selama 5–10 menit tanpa menyunting atau menghapus, biarkan semua ide mengalir. Dari sana, kamu bisa mengenali ritme dan pilihan kata yang paling kamu banget. Langkah selanjutnya, baca tulisanmu keras-keras. Ini bisa bantu kamu menemukan kalimat yang terdengar janggal atau terlalu berat.
Kamu juga bisa meniru gaya penulis favoritmu untuk latihan, tapi setelah itu ubah dan sesuaikan dengan caramu sendiri. Bukan sekadar meniru, tapi belajar dari struktur dan mengembangkannya jadi versi yang lebih kamu. Selain itu, jangan ragu minta feedback dari orang terdekat. Tanyakan apakah tulisanmu terasa seperti dirimu saat berbicara. Feedback ini bisa jadi cermin yang membantumu melihat apakah tulisanmu sudah mencerminkan kepribadianmu atau belum.
Satu lagi, coba catat kata-kata atau frasa yang sering kamu gunakan saat menulis. Itu biasanya adalah bagian dari ciri khasmu, gaya bicara yang alami, dan itulah yang bikin tulisanmu terasa autentik dan personal.
Tulisan yang paling enak dibaca adalah tulisan yang terasa seperti ngobrol langsung. Bukan penuh aturan, bukan terdengar seperti robot. Kalau kamu merasa tulisanmu masih belum menggambarkan dirimu, itu gak apa-apa. Justru itu awal dari proses penting. Terus menulis, terus eksperimen, dan terus cari cara biar tulisanmu bisa bicara dengan gayamu sendiri. Ketika kamu bisa menulis seperti kamu berbicara, saat itulah tulisanmu akan mulai 'hidup'.