Perputaran upakara di Bali senantiasa berlanjut dan membutuhkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk membuat banten (sesajen). Sesajen ini ada beragam jenis, tergantung peruntukan yadnya (persembahan suci). Tumbuhan atau tanaman adalah hal materiel penting untuk membuat sesajen.
Ada beberapa sumber lontar yang memuat penggunaan tanaman dalam upakara. Namun, sebagai pengetahuan dasar jenis dan khasiat tanaman tertuang dalam Lontar Taru Pramana. Lontar tersebut memuat sekitar 168 nama tumbuhan di Bali yang disusun oleh pangawi. Sedangkan panduan membuat sesajen upacara tertuang dalam Lontar Yama Purwana Tattwa.
Ada beberapa tumbuhan untuk upakara yang mulai jarang ditemui karena habitatnya tidak sesuai hingga sulit dibudiayakan. Penyebab lainnya karena digantikan oleh tanaman yang dianggap ada nilai ekonomisnya.