Ilustrasi kapal Pinisi (IDN Times/Ahmad Viqi)
Kapal pinisi di Bali lebih dikenal sebagai armada wisata perairan. Namun, jika kembali ke belakang, sejarah kapal pinisi amat panjang. Kapal pinisi merupakan warisan Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Jejak sejarahnya tertulis dalam Lontar La Galigo dan populer sejak abad ke-14.
Kapal pinisi terbuat dari kayu dengan berbagai teknik khusus dan metode tradisional. Ketangguhan kapal pinisi dan para pelaut Makassar pernah berlayar hingga ke Madagaskar. Kapal berbobot sekitar 1000 ton per unitnya ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Unesco.
Ilustrasi cuaca buruk (freepik.com/ninjason1)
Meskipun kapal pinisi terkenal akan ketangguhannya, tapi para pelaut disarankan mewaspadai cuaca buruk. Apalagi Bali terkena Siklon Tropis Hayley yang memungkinkan hujan deras dan angin kencang. Mengutamakan keselamatan sebagai mitigasi awal dengan menunda pelayaran adalah langkah terbijak yang dapat dilakukan saat ini.
Namun, jika ingin tetap berlayar dengan kapal pinisi, pastikan segala perlengkapan keselamatan terjamin. Mulai dari radar cuaca, sekoci, pelampung, langkah-langkah menyelamatkan diri, hingga cara bertahan hidup di lautan. Termasuk cara memanggil bala bantuan dan keselamatan darurat jika terjadi hal yang tak diinginkan.