Melukat di Penglukatan Sapta Gangga Pura Luhur Tamba Waras. (YouTube.com/Gede Alit Tarsana)
Untuk melukat di Penglukatan Sapta Ganga, pemedek (sebutan umat Hindu Bali yang bersembahyang) wajib membawa bungkak nyuh gading (kelapa muda berwarna kuning) sesuai jumlah anggota keluarga yang ikut melukat, banten pejati, canang sari/canang ceper, buga, dan dupa. Jika tidak sempat untuk mempersiapkannya, kamu bisa membelinya di lokasi. Ada beberapa pedagang di sekitar Pura Tamba Waras yang menyediakannya.
Tata cara melukatnya, pemedek yang datang bisa mengikuti petunjuk arah yang telah terpasang di lokasi. Sebelum melukat, pemedek melakukan kumur, raup (cuci muka), dan minum sebanyak masing-masing tujuh kali di setiap sumber mata air atau pancuran tersebut. Setelah itu baru melukat.
Setelah itu melanjutkan melukat menggunakan nyuh gading. Setelah melukat di Penglukatan Sapta Gangga, barulah dilanjutkan dengan persembahyangan di Pura Luhur Tamba Waras.
Pemedek juga dapat memohon obat di pura ini. Namun pemedek wajib membawa bungkak nyuh gading yang nantinya akan didoakan di Pura Luhur Tamba Waras sebagai obat. Selain itu, pura ini juga secara langsung membuat obat berbentuk minyak. Minyak ini berasal dari campuran daun kayu putih yang dipetik di area pura, beberapa bahan-bahan alami, dan minyak.
Bahannya direbus di perapian bernama Pelinggih Hyang Geni. Setelah jadi, minyak bisa diberikan kepada warga yang membutuhkannya untuk menyembuhkan sakit.
Kamu bisa datang kapan saja jika berencana untuk melukat di Pura Luhur Tamba Waras, karena sudah ada pemangku yang bertugas secara bergiliran setiap harinya. Tetapi biasanya pemedek datang untuk melukat pada hari tertentu seperti Tilem, Purnama, Banyu Pinaruh, dan sebagainya.