Sejarah Pura Tanah Lot, Dijaga Ular Poleng

Tabanan, IDN Times - Pura Luhur Tanah Lot menjadi ikonnya Bali di dunia pariwisata. Pura ini terletak di atas batu karang, berjarak sekitar 300 meter dari garis pantai. Karena berada di lepas pantai, deburan ombaknya menerpa batu karang.
Tentu banyak yang bertanya mengapa Pura Luhur Tanah Lot berada di atas karang dan tengah laut? Berikut ini sejarah Pura Tanah Lot menurut Penganceng Pura Luhur Tanah Lot dari Puri Kediri, Anak Agung Ngurah Gede Sugiarta.
1. Berawal dari perjalanan Dang Hyang Dwijendra ke Bali
Asal-usul Pura Luhur Tanah Lot berawal dari kedatangan pendeta suci, Dang Hyang Dwijendra, ke Bali pada tahun 1498. Ia datang membawa misi suci untuk memperkokoh fundamental Hindu Bali yang berlandaskan sastra, etika, upacara, serta ajaran suci Weda.
Kala itu, Raja Dalem Waturenggong jadi penguasa Pulau Bali. Raja sangat menyambut baik kedatangan dari Dang Hyang Dwijendra, dan mengangkat pendeta suci ini sebagai penasihat kerajaannya.
Setelah lama tinggal di Kerajaan Gelgel tempat tinggal Raja Dalem Waturenggong, Dang Hyang Dwijendra meminta izin untuk berkelana mengunjungi pura-pura suci yang dibangun raja, dan pura-pura suci lainnya di Bali.
Dalam perjalanannya ini, Dang Hyang Dwijendra tiba di Gunung Batukaru.
"Di sana, Beliau lama bersemedi. Suatu saat Beliau melihat asap mengepul dari Pertiwi ke udara di arah tenggara Pegunungan Batukaru," ujar Ngurah Sugiarta.