Keris Ki Baru Gajah saat prosesi tradisi Ngerebeg. (YouTube.com/Puri Kediri)
Saat Dang Hyang Nirarta berkunjung ke Pura Pakendungan, ia memberikan Keris Ki Baru Gajah kepada Bendesa Sakti (kepala desa setempat). Keris ini dulunya pernah digunakan untuk membunuh Ki Bhuta Babahung berkepala gajah. Makanya, keris sakti diberi nama Ki Baru Gajah.
Keris sakti ini memiliki kemampuan untuk mengusir berbagai hama penyakit. Keris ini kemudian distanakan di Puri Kediri, Kabupaten Tabanan. Sesuai bishama (pesan) Dang Hyang Nirarta, Keris Ki Baru Gajah harus dihaturkan sesaji di Pura Luhur Pakendungan setiap 210 hari sekali, tepatnya pada Hari Raya Kuningan. Keris sakti ini akan diarak dengan cara berjalan kaki sejauh 11 kilometer, dari Puri Kediri ke Pura Luhur Pakendungan.
Tradisi ini kemudian diberi nama Tradisi Ngerebeg Keris Ki Baru Gajah. Selain untuk menghaturkan sesaji, tradisi ini berfungsi untuk mengusir segala hama penyakit dan kekuatan negatif yang mengganggu kehidupan masyarakat Kediri, sehingga mendatangkan kesejahteraan.
Keris Ki Baru Gajah akan distanakan di sebuah meru bernama Meru Payogan Ida Bhatara Hyang Sedhana Tra. Setelah dihaturkan sesaji, Keris Ki Baru Gajah akan berstana di Pura Luhur Pakendungan hingga piodalan selesai. Selesai piodalan, keris pusaka ini kembali diarak menuju ke Puri Kediri.
Seperti halnya Pura Tanah Lot, Pura Luhur Pakendungan dipuja oleh seluruh umat Hindu. Ketika piodalan di Hari Kuningan, umat Hindu akan bersembahyang di pura ini untuk memohon keselamatan dan kerahayuan. Jika kamu berencana untuk bersembahyang pada Hari Kuningan, sebaiknya bersabar ya. Sebab harus mengantre.