Masyarakat bersembahyang di Pura Kehen. (instagram.com/pura_kehen_bangli)
Pura Kehen dikenal dengan istilah Gebog Domas. Gebog Domas adalah gabungan masyarakat banjar adat dan desa adat di sekitar Pura Kehen yang memiliki tanggung jawab terhadap keberadaan Pura Kehen.
Hal ini juga dikenal dengan sebutan Bebanuan Pura Kehen atau istilah untuk menyebutkan banjar adat atau desa adat yang menjadi pengemong Pura Kehen.
Banjar adat yang masuk dalam Gebog Domas atau Bebanuan Pura Kehen adalah Banjar Blungbang, Banjar Pule, Banjar Kawan, Banjar Pande, Banjar Tegallalang, Banjar Geria, Banjar Nyalian, Banjar Penatahan, Banjar Tanggahan Peken, Banjar Pukuh, Banjar Demulih, Banjar Pengelipuran, Banjar Kubu, Banjar Bebalang, Banjar Tegal, Banjar Sedit, Banjar Gancan, Banjar Sembung, Banjar Petak, Banjar Gunaksa, Banjar Pekuwon, Banjar Tegal Suci, dan Banjar Sidembunut.
Gebog Domas atau Bebanuan Pura Kehen adalah sebagai simbol bersatunya masyarakat di Bangli, khususnya di sekitar Pura Kehen. Masing-masing masyarakat dalam wadah ini menjalankan kewajiban dan mengemban tanggung jawabnya masing-masing.
Lalu siapa yang dipuja di Pura Kehen? Sesuai isi dari prasasti, awalnya yang dipuja di pura ini disebut dengan nama Hyang Api, Hyang Tanda, dan Hyang Karimana. Seiring berjalannya waktu kemudian menyesuaikan keyakinan umat Hindu yang memuja Dewa Tri Murti. Maka, dapat dikatakan yang dipuja di Pura Kehen adalah Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.