ilustrasi nelayan (IDN Times/Ayu Afria)
Sembari menunggu sapinya, I Wayan Netep mencari rumput dan dilanjutkan dengan menjaring ikan ke tengah laut. Setelah air laut mulai surut, I Wayan Netep kembali ke tempat sapinya.
Setelah tiba di tempat sapinya, ia merasa ada waktu senggang untuk melakukan kegiatan lainnya. Lalu bergegaslah dia mencari kepiting bakau di seputaran hutan mangrove untuk santapan keluarganya. Setelah mendapatkan beberapa kepiting, ia kembali ke tempat di mana sapinya dilepas untuk beristirahat sejenak.
"Nah, disela-sela waktu istirahat inilah I Wayan Netep menemukan sebuah batang pohon kelapa (tunggak nyuh), yang kemudian ia pahat dengan sebilah golok atau belakas, dan tanpa disadari batang pohon kelapa itu menjadi patung menyerupai perempuan cantik," ujarnya.
Tiba- tiba patung hasil pahatan sederhana itu tersenyum. I Wayan Netep kaget dan akhirnya jatuh pingsan. Setelah pingsan, beliau mendapat pawisik (bisikan secara spiritual) yang kini diimplementasikan dalam bentuk patung monumen sejarah Pura Dalem Pengembak.