Pura Luhur Tamba Waras secara administrasi berlokasi di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Secara geografis terletak di titik koordinat 50 L 0289803, 9069770 UTM.
Pura Luhur Tamba Waras berdiri di atas tanah kering dan tengah-tengah tanah palaba pura seluas 15 hektare. Lokasi Pura Luhur Tamba Waras mengambil area kurang lebih 1 hektare. Pura Luhur Tambawaras ini milik dan dikelola oleh masyarakat Desa Adat Sangketan.
Nama Pura Luhur Tamba Waras berasal dari Bahasa Bali yang terdiri dari dua kata dasar tamba dan waras. Tamba adalah menunjukkan kata benda yang berarti obat. Sedangkan waras adalah kata sifat yang berarti sembuh.
Dalam sebuah kajian, kata tamba waras berarti obat penyembuh. Jadi penamaan Pura Luhur Tamba Waras ini berdasarkan filosofi manifestasi Ida Sanghyang Widhi dalam penjabarannya, karakter dan fungsi Pura secara umum maupun khusus. Sementara di dalam struktur Weda tidak ada yang menyebutkan tentang Ida Bhatara Tamba Waras. Namun hal ini muncul sebagai akibat dari kepentingan kehidupan umat manusia dalam penjabaran sakti Dewa Mahadewa.
Menurut keterangan cerita masyarakat setempat, Pura Luhur Tamba Waras dibangun pada zaman berdaulatnya Kerajaan Tabanan. Menurut Ucap Kundalini, bahwa Pura Luhur Tambawaras merupakan pesanakan Dimade. Istilah Dimade merupakan bagian kekuatan penyangga Pura Sad Kahyangan Jagat Bali Luhur Batukau.
Kekuatan tersebut memegang peranan penting terutama di bidang keamanan, ketenangan jiwa dan kewarasan yang meliputi kehidupan penduduk Kabupaten Tabanan.
Pura Luhur Tamba Waras ini awal mulanya dibangun ketika Raja Tabanan dalam keadaan sakit. Bhagawanta memberikan nasihat untuk mencari obat di atas tanah yang sedang berasap. Raja kemudian mengutus abdinya untuk mencari lokasi tanah berasap yang dimaksud.
Abdi kerajaan berjalan menelusuri daerah pegunungan ke utara tanpa arah, hingga melewati Munduk Tegayang Babakan, Sangketan, dan kemudian sampai di Kayu Puring. Di tengah-tengah rumpun bambu, sang abdi melihat kukus (Asap) yang mengepul dari tanah. Abdi berpikir mungkin inilah lokasi yang dimaksud Rajanya. Tanpa berpikir panjang abdi raja memohon obat guna kesembuhan di tempat tersebut. Setelah mendapatkan bahan obat-obatan, raja lambat laun menjadi Waras (sembuh) kembali seperti sediakala.
Seluruh kerabat kerajaan, abdi, dan masyarakat tenang setelah mendengar rajanya sembuh. Lokasi untuk mendapatkan obat penyembuh itu sangat penting dihormati, supaya penyakit yang sangat mengenaskan itu tidak kambuh lagi di masa mendatang. Untuk itu Raja mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati manifestasi Tuhan, sebagai pemberi anugerah menyembuhkan segala macam penyakit secara lahir dan batin.
Raja Tabanan juga memerintahkan seluruh abdinya untuk membangun Kahyangan di tengah-tengah rumpun bambu tersebut, dan diberi nama Pura Luhur Tamba Waras. Sampai sekarang, banyak masyarakat yang sakit disarankan untuk memohon restu Ida Bhatara Luhur Tamba Waras.