Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Imam Rosidin

Menyebut kata pahlawan di Bali, maka yang terbesiti di pikiran kita adalah I Gusti Ngurah Rai. Ya, kegigihannya dalam berjuang melawan penjajah membuat namanya diabadikan, dan selalu mendapat tempat yang istimewa di hati masyarakat Pulau Dewata.

I Gusti Ngurah Rai, lahir di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung pada tanggal 3 Januari 1917. Ia gugur pada usia 29 tahun.

1. Ketika 96 pejuang Bali menghadapi 300 lebih pasukan Belanda dengan persenjataan modern

wikipedia.org

I Gusti Ngurah Rai dikenal sebagai sosok yang gigih berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Ia bahkan rela kehilangan nyawa demi Negaranya tercinta. Seperti yang dituturkan oleh Wayan Sudarta, penyusun buku I Gusti Ngurah Rai Pahlawan Nasional: Sisi-Sisi Humanis dalam Perang Kemerdekaan Indonesia di Bali.

Ia menuturkan, Perang Puputan Margarana merupakan salah satu perjuangan yang paling heroik di Bali. Bagaimana tidak, dengan kondisi pasukan yang tak berimbang, Ngurah Rai tetap berjuang hingga gugur di medan juang.

Puputan merupakan bahasa Bali yang berarti penghabisan. Rana berarti peperangan, dan Marga merupakan nama sebuah Desa yang terletak di Tabanan. Perang ini terjadi pada tanggal 20 November antara Pasukan Indonesia yang dipimpin Ngurah Rai melawan penjajah Belanda.

"Perang ini sampai titik darah penghabisan yang terjadi di Desa Marga," ucapnya.

Dalam catatannya, Sudarta mengatakan pertempuran tersebut sungguh sangat tidak seimbang. Pasukan Ngurah Rai hanya berjumlah 96 orang, sementara pasukan Belanda lebih dari 300 orang yang juga didukung dengan persenjataan modern di zamannya.

"96 pejuang gugur dalam perang tersebut, termasuk Pak Rai. Namun, di pihak Belanda meninggal 350 pasukan lebih," katanya.

2. Inilah Surat Sakti Ngurah Rai

Editorial Team

Tonton lebih seru di