Pelaksanaan Denpasar Festival di kawasan Patung Catur Muka. (Denpasarkota.go.id)
Dikutip dari Jurnal Arsitektur Lansekap berjudul Penguatan Konsep Patung Catur Muka sebagai Landmark Kota Denpasar tahun 2019, Patung Catur muka memiliki peran penting dalam mempertahankan kebudayaan kerajaan. Patung Catur Muka berfungsi sebagai batas wilayah, dan batas puri-puri sebagai transformasi kerajaan di Bali. Selain wilayah puri-puri, juga sebagai pembagi wilayah Kota Denpasar.
Patung Catur Muka juga berperan penting dalam budaya dan tradisi. Pemilihan lokasi di titik nol Kota Denpasar ini sekaligus menjadi sebuah Catus Patha Agung (simpang empat utama) Kota Denpasar. Sebagai Catus Patha Agung, Patung Catur Muka sebagai tempat pelaksanaan Tawur Agung Kesanga Kota Denpasar, upacara pencaruan (upacara korban suci) lainnya, dan upacara yang dilakukan pihak puri seperti Mepurwa Daksina, dan lainnya.
Sebagai ikon Kota Denpasar, Patung Catur Muka sering dijadikan lokasi acara yang diadakan oleh Pemkot Denpasar atau pihak lainnya. Patung Catur Muka memiliki kekuatan taksu tersendiri bagi banjar-banjar di seputaran Kota Denpasar saat pelaksanaan tradisi ogoh-ogoh. Hampir setiap banjar yang membuat ogoh-ogoh selalu beratraksi di area Patung Catur Muka.
Sebagai ikon Kota Denpasar, Patung Catur Muka selalu berbenah. Patung Catur Muka kini memiliki air mancur yang dapat bergerak secara dinamis dengan hiasan lampu-lampu warna-warni. Tak jarang, wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Denpasar menyempatkan diri untuk mengabadikan Patung Catur Muka.