Sejarah Kain Prada Khas Bali, Dipakai Christy no na

Gianyar, IDN Times - Girl group dari agensi 88rising, no na, telah mencuri perhatian warganet sejak debut pada 2 Mei 2025 lalu. Ada empat member no na, dan mereka semua berasal dari Indonesia lho. Suara merdu, gerakan tari yang enerjik, dan paras menawan khas Indonesia jadi daya tarik tersendiri.
Mereka juga semakin stand out dengan kain tradisional asli Indonesia seperti Batik, Endek, dan lainnya. Seperti satu member no na, Denial Christian Gardena. Perempuan yang karib disapa Christy ini, mengenakan Kain Prada khas Bali, lho. Penasaran bagaimana penampilan Christy dan sejarah Kain Prada khas Bali? Baca fakta selengkapnya di bawah ini ya.
1. Fakta unik Kain Prada khas Bali, dari India dan China lalu berkembang di Klungkung
Artikel ilmiah bertajuk Pengamatan Mengenai Karakteristik Desain dan Estetika Kain Sakral Bali, menelusuri perkembangan kain tradisional di Bali. Artikel yang ditulis Kezia Clarissa Langi dan Park Shinmi ini mengungkap bahwa Prada berkembang di Kecamatan Satria, Kabupaten Klungkung. Wilayah ini terkenal sebagai generasi penerus pengrajin Kain Prada.
Sejak berabad lalu, Kain Prada dibawa oleh pedagang India dan China ke wilayah Jawa hingga Bali. Generasi ke generasi terus melanjutkan pembuatan Kain Prada, sehingga masih lestari di Kecamatan Satria.
2. Kain Prada simbol kemewahan dan kebangsawanan
Hauser Schaublin dalam buku berjudul Tekstil Bali, menuliskan kain mewah terbuat dari material daun emas. Pada masa lalu, penggunaan Kain Prada di Bali lekat dengan para petinggi kerajaan. Contohnya, pada busana raja-raja di Puri Agung Karangasem.
Prosiding berjudul Manifestasi Budaya Barat dalam Busana Bangsawan Karangasem yang ditulis AA Ngurah Anom Mayun K Tenaya, raja-raja mengenakan kombinasi Kain Prada dalam busananya.
Seiring berkembangnya zaman, teknik Prada digunakan untuk membuat atribut keagamaan. Khususnya untuk dekorasi pura maupun kuil seperti tekstil, payung, spanduk, dan sebagainya. Teknik Prada hanya membutuhkan waktu 30 menit dalam prosesnya.
3. Prada, dari teknik ke kain
Prada adalah teknik pembuatan pola menggunakan lem dan serpihan emas. Gillow dan Dawson dalam buku Kain Tradisional Indonesia, memaparkan lem terbuat dari campuran putih telur atau minyak biji rami yang dicampur dengan tanah kuning (merah kemerahan).
Pembuatan Prada diawali dengan pembuatan pola serta menggunakan lem dan menaburkan emas di atasnya. Peneliti artikel ilmiah, Kezia Clarissa Langi dan Park Shinmi, dalam wawancara dengan AA Widana menuliskan, saat ini Prada dibuat menggunakan lapisan emas dengan teknik cetak sutra. Tidak seperti jenis tekstil lain di Bali, teknik ini hanya dilakukan oleh laki-laki.
4. Perkembangan motif Kain Prada masa kuno ke modern
Motif Kain Prada kuno berupa garis batas, burung foniks, dan bunga. Namun, memasuki era Kain Prada modern, motif burung foniks tidak berkembang lagi. Ciri khas motif yang terkenal adalah bunga teratai, burung foniks, burung kecil, tanaman merambat, dan sulurnya.
Jika dibandingkan dengan kain tradisional Bali lainnya seperti Endek dan Songket, motif Kain Prada tidak mengalami banyak perubahan signifikan karena pandangan konservatif. Fenomena ini serupa dengan Kain Cepuk dan Gringsing yang tidak mengalami banyak perubahan.
Sementara, Endek dan Songket memiliki motif beragam dengan kreasi tinggi, baik untuk kebutuhan seremonial maupun busana. Jika kita lihat lagi unggahan akun Instagram resmi @nonawav, foto Christy yang mengenakan Kain Prada diunggah pada 7 Mei 2025 lalu.
Kain Prada warna kuning bermotif ukiran bunga khas Bali ini begitu cocok dengan kulit kuning langsat Christy. Motif Kain Prada yang dikenakan Christy termasuk tipe motif Prada modern. Wah, keren ya. Bali semakin mendunia nih!