Suasana Banjar Pegok, Sesetan, Kota Denpasar. (Instagram.com/ciaaattt)
Menurut penuturan seniman genggong dari Banjar Pegok, I Made Wardana, alat musik di Banjar Pegok mulai dikenal sekitar tahun 1930-an. Kala itu seorang pemuda Sesetan bernama I Ketut Regen atau Kak Danjur, membentuk sebuah komunitas yang memainkan genggong. Tujuannya untuk menghibur diri, bersosialisasi, hingga menjalin tali kasih.
Namun karena kesenian lain lebih berkembang, lambat laun Genggong mulai ditinggalkan dan tidak terdengar lagi.
"Pada tahun 1988, Genggong Pegok mulai terdengar lagi di mana saat itu ada suatu perlombaan Sekaha Teruna Teruni Tingkat Provinsi Bali. Banjar Pegok saat itu menampilkan Genggong. Namun setelah tahun 1988, Genggong Pegok mulai tenggelam lagi," ujar I Made Wardana atau yang lebih dikenal dengan nama Bli Ciaaattt ketika ditemui di rumahnya daerah Banjar Pegok, Sesetan, Kota Denpasar.
Bli Ciaaattt yang pernah tinggal di Belgia ini memutuskan untuk kembali ke Bali. Ia mendapat kepercayaan untuk menampilkan Genggong Pegok di pentas Pesta Kesenian Bali ke-41 pada tahun 2019 lalu, sebagai duta Kota Denpasar. Setelah penampilan di PKB tersebut, Genggong Pegok kembali dikenal oleh masyarakat sampai sekarang.