5 Buku Cocok Dibaca Pada Agustus, Ada yang Sudah Difilmkan!

Novel ini menceritakan tentang kehidupan para eksil politik setelah tragedi peristiwa G30S/PKI tahun 1965. Singkatnya, tokoh utama merupakan seorang Jurnalis Indonesia, yang bernama Dimas Suryo, yang terpaksa tinggal di Paris dan tak bisa pulang ke indonesia karena dituduh terlibat dalam gerakan PKI masa itu.

Buku ini cocok untuk dibaca di bulan kemerdekaan ini untuk merenungi kembali sejarah bangsa dan apa arti “pulang” secara jasmani dan rohani. Novel ini juga menghadirkan narasi kemanusiaan yang kuat, dengan latar sejarah Indonesia yang relevan untuk memahami identitas bangsa.

Buku ‘Grit’ ditulis langsung oleh seorang Psikolog asal Amerika yang bernama Angela Duckworth. Dalam bukunya, Angela menjelaskan bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh bakat, melainkan ketekunan atau ‘grit’. Buku ini memberikan semangat untuk tekun berjuang, meskipun jalan yang dihadapi cukup berat.

Buku ini mengajarkan kita tentang filosofi stoikisme dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Intinya, buku ini menjelaskan bahwa “Kendalikan apa yang bisa kamu kendalikan dan terimalah apa yang tidak bisa kamu kendalikan. Kita tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi, apa kata orang, dan lain sebagainya. Tapi, kita bisa mengendalikan respon kita terhadap apa yang terjadi. Buku ini akan membuat kita berpikir jauh lebih tenang, bijak, dan “merdeka” secara mental.

Novel ini menceritakan kisah seorang perempuan muda bernama Emina yang menjalani hidup yang terasa kosong dan membingungkan. Selain Emina, ada juga tokoh lain seperti Abel dan Suki yang akan membawa kamu menyusuri lorong-lorong eksistensial di kota Jakarta yang dikenal keras dan penuh luka.

Novel ini cocok untuk dibaca oleh kamu, teutama remaja karena bahasa yang digunakan kekinian dan sesuai dengan gaya bahasa anak muda urban. Selain itu, novel ini juga dapat dijadikan cermin bagi para pembaca muda yang sedang mencari arti "kebebasan", baik secara pribadi maupun sosial.

Novel ini mengikuti perjalanan hidup seorang Alif Fikri, seorang anak laki-laki yang ingin masuk SMA di Bukittinggi namun terpaksa masuk pondok pesantren karena keinginan dari ibunya. Di sana dia bertemu dengan kelima temannya yang berasal dari kota berbeda. Selama di pesantren, mereka semua belajar tentang mimpi, kerja keras, dan persahabatan.

Novel ini ini menyuarakan semangat perubahan dan kemajuan melalui pendidikan. Sangat sesuai untuk dibaca di bulan kemerdekaan sebagai pengingat bahwa perjuangan hari ini adalah membangun masa depan bangsa—melalui mimpi dan disiplin.

Itulah 5 rekomendasi buku terbaik untuk menemani bulan kemerdekaanmu. Dari kisah perjuangan, refleksi diri, hingga pengembangan karakter, semuanya bisa kamu resapi dalam lembaran demi lembaran buku ini. Selamat membaca dan selamat Hari Kemerdekaan!