Foto ilustrasi warga bergotong-royong membuat lawar. (instagram.com/parwita_arjun)
Penampahan Galungan jatuh sehari sebelum Hari Raya Galungan atau Selasa Wage wuku Dungulan. Lontar Sundarigama menjelaskan, upacara ini sebagai simbol untuk menetralisir kekuatan negatif dari Sang Hyang Kala Tiga, yang dikatakan hendak mengganggu perayaan Galungan.
Biasanya perayaan ini memotong hewan, yaitu menggunakan hewan babi. Hal ini merupakan simbol untuk menetralisir hal-hal buruk atau negatif yang disimbolkan oleh babi. Daging ini nantinya digunakan untuk persembahan di Penampahan Galungan.
Umat Hindu di Bali melakukan ritual upacara natab sesayut penampahan (sarana upacara untuk Penampahan) atau disebut dengan Sesayut Pamyak Kala Laramelaradan. Hal ini untuk memperkuat keyakinan umat dalam merayakan hari kemenangan Dharma atas Adharma pada keesokan harinya.
Setelah melaksanakan beberapa prosesi yang sudah dijelaskan di atas, umat Hindu di Bali siap melaksanakan perayaan Hari Suci Galungan. Sejak pagi, umat Hindu akan disibukkan oleh kegiatan persembahyangan dan menghaturkan sarana-sarana upacara untuk memohon keselamatan, kerahayuan bagi seluruh umat beserta alam semesta.