Tradisi Ngaro. (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Menurut Pengempon upacara Ngaro yang juga warga Arya Madura, Wayan Nuasa, keberadaan Pura Dalem Tengah Segara erat kaitannya dengan upacara Ngaro yang dilaksanakan oleh keturunan Arya Kuda Pinolih di Bali.
Ketika Arya Kuda Pinolih menetap di Bali, ia mengeluarkan bhisama atau sabda agar keturunannya nanti tetap melaksanakan upacara penebusan dosa untuk leluhur, seperti yang pernah dilakukannya di Tanah Madura. Upacara ini kemudian diberi nama Ngaro atau Upacara Ngaro, yang dilaksanakan tepat di lokasi Pura Dalem Tengah Segara.
"Upacara ini dinamakan Ngaro karena sebelumnya dilaksanakan pada Sasih Karo (Bulan kedua). Namun karena cuaca saat bulan tersebut tidak mendukung, kemudian pelaksanaannya dipindah ke Sasih Kapat atau bulan keempat," ungkap Wayan Nuasa saat ditemui di Banjar Madura tahun 2021 lalu.
Pelaksanaannya mirip dengan upacara yang dilakukan di Tanah Madura. Upacaranya tidak menggunakan sarana atau banten dari Bali, namun disesuaikan dengan tradisi Jawa, seperti:
- Nasi tumpeng besar
- Ayam panggang
- Bubur merah putih
- Lima jenis buah-buahan yang melambangkan jumlah putra dari Raja Arya Kuda Pinolih. Buah ini diambil dari lingkungan Desa Adat Intaran.
Upacara dilaksanakan pada dinihari dan tidak menggunakan gamelan. Setelah selesai prosesi upacaranya, persembahan tersebut lalu dibagi-bagikan kepada warga Arya Madura maupun masyarakat umum yang hadir saat itu.