Bali dikenal dengan sebutan Pulau Seribu Pura. Hal ini karena Bali memiliki pura hampir di setiap daerahnya. Lokasi pura ini pun sangat beragam, ada yang di pinggir pantai, pinggir aliran sungai, pinggir danau, hingga di lereng bukit atau gunung. Artikel ini membahas pura yang berada di dataran tinggi atau atas bukit.
Wisata religi sekaligus menikmati pemandangan alam yang indah. Berikut ini deretan pura Bali yang berada di atas bukit.
Pura Bukit Gumang terletak di Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Dikutip dari video di YouTube Desa Adat Bugbug, keberadaan Pura Bukit Gumang diceritakan dalam beberapa sumber, seperti Prasasti Sari Manik Tulukbiyu dan Lontar Kanda Purana Dewa Bangsul. Pura ini memuja Bhatara Gde Gumang. Upacara piodalan-nya (perayaan hari jadi pura) jatuh setiap Purnama Sasih Kapat (bulan purnama keempat dalam kalender Bali).
Untuk menuju ke area pura, pengunjung diharuskan untuk berjalan kaki. Namun sepanjang perjalananannya akan disuguhkan pemandangan alam yang sangat indah. Pengunjung bisa melihat matahari terbit, pesona Gili Tepekong, Pantai Candi Dasa, dan hamparan laut biru dari atas bukit.
Pura Goa Gong terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lokasinya berada di lereng bukit kapur, dekat dengan Kampus Universitas Udayana (Unud) dan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Dikutip dari Kebudayaan.kemdikbud.go.id, piodalan di Pura Goa Gong dilaksanakan pada hari Soma Ribek atau dua hari setelah Hari Saraswati.
Pura ini memiliki keunikan tersendiri karena berada di dalam gua. Terdapat stalagtit dan stalagmit yang sangat indah di gua tersebut. Pura Goa Gong juga menjadi tempat untuk melukat (mandi suci), yang diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan orang sakit, dan terapi anak kecil yang telat berbicara.
Untuk sampai ke area utama pura, pengunjung akan menaiki anak tangga yang cukup tinggi. Dari area utama pura, pengunjung akan menikmati pemandangan laut yang sangat indah. Pada malam hari, kamu bisa menikmati kerlap-kerlip lampu pemukiman dari atas bukit.
Pengunjung tidak diperkenankan untuk bersembahyang pada hari Rabu. Karena pada hari itu, Maha Rsi Dhang Hyang Nirartha (pencipta Pura Goa Gong) dipercaya sedang beryoga.
Pura Batu Kursi terletak di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Lokasinya berada di puncak Bukit Batu Kursi. Dari cerita masyarakat setempat, Pura Bukit Kursi diyakini sebagai tempat untuk memohon kenaikan jabatan atau kesuksesan berkarier.
Untuk mencapai lokasi pura, pengunjung harus melewati perjalanan menyusuri anak tangga di Bukit Batu Kursi. Bukit ini memiliki keunikan tersendiri. Pada musim hujan, pengunjung akan disuguhkan pemandangan bukit yang menghijau. Sedangkan musim kering, pemandangannya seperti savana yang luas.
Pengunjung dapat melihat Desa Pemuteran yang menawan di atas bukit ini. Makanya Bukit Batu Kursi juga sering dikunjungi oleh wisatawan untuk trekking.
Pura Bukit Indrakila terletak di Desa Adat Dausa, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Pura Kahyangan Jagat letaknya 40 kilometer (km) di sebelah Utara Kota Bangli. Menurut jurnal Maha Widya Bhuwana berjudul Kajian Ideologi Pura BUkit Indrakila di Desa Dausa Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Pura Bukit Indrakila merupakan replika dari Gunung Indrakila, tempat Arjuna bertapa untuk memohon anugerah panah Pasupati.
Dari segi struktur pura, Pura Bukit Indrakila memiliki keunikan tersendiri. Jika pura lain terdiri dari tiga mandala yaitu Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala. Sedangkan Pura Bukit Indrakila memiliki empat mandala dengan tambahan Utamaning Utama Mandala. Area ini disebut juga sebagai Payogan Agung, karena masyarakat setempat meyakini area ini sebagai tempat beryoganya para Mpu maupun raja Bali kuno.
Pujawali atau piodalan di Pura Bukit Indrakila jatuh pada Purnama Sasih Kapat (bulan keempat dalam kalender Bali). Pemandangan di sini sangat indah. Pengunjung bisa melihat keindahan Pantai Buleleng Timur di bagian Utara, bagian Selatan dapat melihat Bukit Tambakan serta desa-desa sekitarnya, bagian Timur dapat melihat pemandangan Bukit Penulisan dan Desa Sukawana, serta di bagian Barat ada Desa Dausa dan Bukit Sinunggal.
Pura Pucak Tedung terletak di dataran tinggi Desa Petang, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Dikutip dari laman Badungtourism.badungkab.go.id, nama Pura Pucak Tedung terkait dengan perjalanan Pedanda Sakti Wawu Rauh atau Dang Hyang Nirartha dari Pulaki menuju daerah Bali Timur. Saat tiba di sebuah puncak bukit, Dang Hyang Nirartha beristirahat sejenak.
Setelah beristirahat, pendeta suci ini kemudian melanjutkan perjalanan. Saat itu, Dang Hyang Nirartha meninggalkan payungnya di puncak bukit tersebut. Payung ini mengeluarkan sinar di malam hari karena memiliki kekuatan suci. Seorang keturunan Raja Mengwi kemudian membuatkan bangunan suci meru dengan atap tumpang tiga. Tempat suci ini kemudian diberi nama Pura Pucak Tedung, yang berasal dari kata pucak (puncak), dan tedung (payung).
Lokasi pura Bali di atas bukit ini, tentu saja wajib dijaga kebersihan, kelestarian, dan kesuciannya. Jika kamu bermaksud untuk berwisata ke area sekitar pura, sebaiknya tetap mengikuti aturan-aturan yang berlaku di area pura dan sekitarnya ya.