Tokoh hewan atau satwa dalam pemetasan Wayang Tantri. (YouTube.com/Pemerintah Provinsi Bali)
Dalam perjalanannya, ia mulai menciptakan kreasi wayang sejak 1981. Akhirnya, pada 1987 ia berhasil menciptakan Wayang Tantri. Ide awal dari proses penciptaan wayang ini adalah keinginannya untuk menciptakan wayang berbeda dari yang sudah ada.
Ia mengangkat cerita Tantri (Tantri Kamandaka), yaitu tentang tabiat atau perilaku tokoh-tokoh hewan atau satwa. Sekilas, wayang ini tidak ada bedanya dengan wayang kulit lainnya. Namun, ia menambahkan beberapa kreasi dalam Wayang Tantri bikinannya.
I Wayan Wija menciptakan kayonan dengan motif pagoda/meru (tempat suci) bertumpang (bertingkat) tujuh (meru tumpang pitu) di tengah dengan latar belakang pepohonan bercorak dekoratif lengkap beberapa hewan seperti kera, burung, singa, dan banteng. Pada puncaknya terdapat sebuah menur/murda. I Wayan Wija menambahkan beberapa tokoh punakawan seperti, pan kayan, pangkur, dan kembar sebagai panakawan sisipan lainnya.
Selain Wayang Tantri, I Wayan Wija juga menciptakan beberapa wayang seperti wayang kulit topeng (babad), wayang kulit arja, wayang kulit calonarang, hingga wayang kulit dinosaurus. Pembawaan dan suara yang unik dan lucu membuat masyarakat suka menonton pementasan wayang kulit I Wayan Wija.