Dilihat dari bentuk dan jenis peralatannya, Wayang Calonarang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan jenis wayang kulit lainnya. Namun yang membedakannya adalah jalan cerita atau lakon yang dipilih. Wayang Calonarang memilih lakon seputar Calonarang atau Walu Nateng Dirah, seorang janda sakti penguasa ilmu hitam.
Dikutip dari jurnal berjudul Representasional Pandangan Dunia di Balik Pertunjukan Wayang Calonarang Studi Pertunjukan Wayang Calonarang Lakon Lipyakara Dalang Ida Bagus Sudiksa, yang ditulis oleh AA Mayun Darmika, AA Putra Dwipayana, dan I Gusti Putu Sudarta, Wayang Calonarang juga dikenal dengan sebutan Wayang Leak. Hal ini membuat wayang jenis ini memiliki kesan angker atau dipengaruhi oleh kemistisan. Dalam cerita yang dibawakan, tak jarang mengungkap nilai-nilai magis tentang ilmu hitam (pengiwa) dan ilmu putih (penengen).
Tokoh utama dalam Wayang Calonarang adalah Walu Nateng Dirah, Ratna Manggali (anak Walu Nateng Dirah), dan Mpu Baradah yang berusaha membunuh Walu Nateng Dirah dengan berpura-pura mempersunting Ratna Manggali. Tokoh pendukung lainnya adalah para patih dari Kerajaan Kediri, lenda-lendi yang merupakan murid Calonarang, punakawan, dan beberapa tokoh pendukung lainnya. Tokoh-tokoh wayang yang ditampilkan disesuaikan dengan cerita atau lakon yang dipilih oleh dalang.