Makna Tradisi Rerajahan Yamaraja Khas Desa Bugbug Bali

Karangasem adalah Kabupaten di Bali yang kaya akan tradisi sakralnya sesuai khas desa masing-masing. Satu di antaranya Tradisi Rerajahan Yamaraja yang ada di Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem.
Tradisi ini dilaksanakan setahun sekali, tepatnya pada Purnama Kasa (bulan pertama dalam kalender Bali). Tradisi ini dikenal cukup unik dalam pelaksanaannya. Seperti apa keunikan dan kesakralannya?
1. Makna Tradisi Rerajahan Yamaraja
Dikutip dari jurnal berjudul Rerajahan Yamaraja dalam Upacara Usaba Manggung Achi Sumbu di Desa Pakraman Bugbug yang ditulis oleh I Kadek Sumadiyasa dan I Wayan Arissusila, Rerajahan Yamaraja merupakan karya seni rupa Hindu yang berbentuk suratan gambaran rerajahan berwujud Dewa Yamaraja. Yamaraja merupakan manifestasi Bhatara Ratu Gede Sakti yang dipuja di Pura Desa Bugbug. Pembuatan Rerajahan Yamaraja ini berdasarkan pada ajaran Siwa Sidanta. Sedangkan tata cara pembuatannya mengacu pada Lontar Yama Purana Tatwa, yang berisikan ajaran memuja Dewa Yama sebagai pencipta serta penolak wabah penyakit.
Tradisi sakral ini dilaksanakan secara turun temurun. Tujuan dari pelaksanaan tradisi ini adalah memohon Bhatara Yamaraja menggunakan kekuatannya agar Desa Bugbug terbebas dan terhindar dari bahaya dan wabah penyakit. Tradisi Rerajahan Yamaraja dilaksanakan bersamaan dengan Usaba Manggung Aci Sumbu, yang merupakan upacara besar di Desa Bugbug.