Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Prosesi pelebon Ida Tjokorda Pemecutan XI. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Hampir setiap orang di Indonesia pasti tahu tentang aben. Apalagi kalau kamu pernah liburan ke Bali, pasti gak asing dengan istilah ngaben. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengabenan artinya pembakaran mayat (jenazah) atau kremasi. Berbicara tentang ngaben, di Bali ada yang namanya Lontar Yama Purwana Tattwa. Lontar ini menjadi pedoman umat Hindu di Bali untuk melaksanakan upacara kematian atau pengabenan.

Pengabenan dilakukan agar roh yang meninggal dapat menuju ke alam Siva, tidak sebaliknya ke alam neraka. Secara teologis, lontar ini mengajarkan kepada umat Hindu untuk menghormati dan berbakti kepada Dewa Siwa beserta manifestasinya. Berjalannya waktu, prosesi aben ini berbeda-beda menurut kastanya. Berikut ini makna ngaben di Bali menurut Lontar Yama Purwana Tattwa.

1. Makna ngaben menurut Lontar Yama Purwana Tattwa

Prosesi pelebon Ida Tjokorda Pemecutan XI. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Secara umum, ngaben diartikan sebagai prosesi pembakaran jenazah. Namun sesungguhnya ngaben memiliki makna yang lebih luas lagi. Menurut Lontar Yama Purwana Tattwa, ngabe berasal dari kata 'beya' yang artinya bekal atau biaya.

Sehingga ngaben dapat diartikan sebagai penyempurnaan jiwa, mengembalikan unsur-unsur yang membentuk tubuh manusia ke asalnya. Dalam Agama Hindu, tubuh manusia itu berasal dari lima unsur alam atau yang disebut sebagai Panca Maha Bhuta. Yaitu pertiwi (Tanah), apah (Air), teja (Api), bayu (Udara), dan akasa (Ruang angkasa).

Selain itu, proses ngaben dapat diartikan sebagai proses melepas keterikatan sang Atma dengan badan kasarnya.

Ketika seseorang meninggal dunia, tubuhnya ditinggal oleh roh (Atma). Sehingga tubuhnya perlu dilebur untuk dikembalikan ke alam. Proses pengembalian ini dikatakan semakin cepat semakin baik, agar sang Atma tidak tersesat jalannya untuk menyatu kepada Sang Pencipta.

2. Ngaben disebut juga sebagai pelebon atau palebon

Editorial Team

Tonton lebih seru di