Ilustrasi umat Hindu saat melakukan persembahyangan di pura. (unsplash.com/Aditya Nara)
Dilansir Bali.idntimes.com, Dosen Program Studi Agama Hindu di Universitas Hindu Indonesia (Unhi), I Kadek Satria SAG MPdH, dewa yang dipuja di Hari Raya Kuningan atau juga disebut Tumpek Kuningan adalah Dewa Mahadewa. Dewa Mahadewa merupakan simbol dan manifestasi kemakmuran yang identik dengan warna kuning.
Selain itu, pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu menghaturkan persembahan kepada para leluhur. Persembahan ini untuk memohon perlindungan, kemakmuran, keselamatan, dan tuntunan ke hadapan Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sedangkan Hari Raya Galungan dimaknai sebagai kemenangan kebaikan (Dharma) melawan Adharma (Keburukan). Makna Galungan ini juga tertuang dalam Lontar Sundarigama berikut ini:
Buda Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep.
Artinya:
Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan. Arahkan untuk bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran.