Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bentuk dari kajang. (YouTube.com/Kadek Art channel)
Bentuk dari kajang. (YouTube.com/Kadek Art channel)

Ngaben merupakan bagian dari upacara Pitra Yadnya, Upacara ini bertujuan untuk menyucikan atma atau roh orang yang telah meninggal agar menyatu dengan Sang Pencipta. Dalam pelaksanaannya, upacara Ngaben menggunakan berbagai sarana penting, termasuk kajang. Kajang ini berbentuk kain putih yang berisi tulisan atau rerajahan dengan makna tertentu. Seperti apa makna kajang ini?

1. Makna dan filosofi kajang

Bentuk dari kajang. (YouTube.com/Kadek Art channel)

Kajang memiliki beragam makna. Kajang berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang berarti tirai atau penutup. Sedangkan dalam Lontar Wrhaspati Tattwa menyebutkan, kajang memiliki makna ngajangin atau memindahkan. Kajang juga memiliki arti yang sama dengan kata ngabein yang menjadi asal kata ngaben.

Kajang ini berbentuk kain kasa putih sepanjang sekitar 1,5 meter. Kain ini berisi tulisan aksara suci dasaksara, aksara swalalita, dan modra. Masing-masing soroh atau kelompok keturunan biasanya memiliki tulisan dan gambar tersendiri yang diwariskan secara turun-temurun. Rangkaian tulisan dan gambar ini memiliki arti tersendiri.

Tidak sembarang orang bisa membuat atau menuliskan kajang. Biasanya kajang ditulis oleh sulinggih, orang yang telah melalui upacara dwijati, orang yang ditunjuk atau mendapat anugerah dari sulinggih, atau pemangku dari pura kawitan. Orang yang membuat kajang harus memiliki pengetahuan tentang aksara suci. Proses pembuatannya melalui tahapan yang sangat disakralkan. Setelah kajang selesai, kemudian akan diplaspas atau dipasupati oleh sulinggih agar bisa digunakan saat upacara ngaben.

Sebelum upacara ngaben, keluarga dari orang yang meninggal akan memohon (nunas) kajang ke Pura Kawitannya masing-masing sesuai sorohnya. Pihak pura akan membuatkan kajang tersebut dengan rangkaian aksara dan gambar yang telah ada sebelumnya. Nantinya, kajang ini akan diletakkan di atas jenazah atau peti sebelum upacara ngaben dimulai.

2. Fungsi dari kajang

Proses pembuatan kajang. (YouTube.com/Kadek Art channel)

Saat pelaksanaan upacara ngaben terdapat proses pengembalia unsur-unsur Panca Maha Bhuta manusia ke asalnya. Namun, umat Hindu percaya bahwa roh akan tetap hidup atau kekal. Dalam Lontar Wrhaspati Tattwa, kajang merupakan simbol dari tubuh manusia yang berfungsi untuk mengantarkan roh kembali ke asalnya, menyatu dengan Sang Pencipta.

Selain sebagai sarana untuk mengantarkan roh, kajang juga menjadi sarana penyucian roh sebelum kembali ke asalnya. Namun, bukan berarti roh akan terbebas dari karmaphala semasa hidupnya. Roh tetap akan melalui jalan sesuai karmaphala-nya tersebut sebelum menyatu dengan Sang Pencipta.

3. Jenis-jenis kajang

Proses pembuatan kajang. (YouTube.com/Kadek Art channel)

Terdapat berbagai jenis kajang. Dikutip dari jurnal berjudul Komunikasi Visual Kajang Dalam Upacara Ngaben di Bali, ada lima jenis kajang berdasarkan aksara sucinya yaitu:

  • Kajang Klasa. Kajang ini berfungsi untuk melepas papa klesa atau kekotoran yang disebabkan karena wijnanamaya kosa atau keinginan. Kajang ini berbentuk melingkar di keliling ornamen Bali. Kajang tidak menggunakan gambar, melainkan hanya aksara saja.

  • Kajang pemijilan. Kajang ini berbentuk persegi dengan ornamen khas Bali. Terdapat ilustrasi gambar, biasanya berupa dewa dan naga yang dikombinasikan dengan tulisan aksara. Kajang ini memiliki fungsi untuk menghilangkan kekotoran yang disebabkan oleh nafsu atau prana maya kosa.

  • Kajang kawitan. Kajang ini memiliki bentuk dasar persegi dengan hiasan tiga lengkungan pada bagian atas. Terdapat ilustrasi gambar berbentuk manusia dan gambar kura-kura yang diikat oleh dua naga besar. Kajang ini memiliki fungsi untuk menghilangkan kekotoran yang melekak pada badan kasar atau stula sarira yang disebut dengan anamaya kosa.

  • Kajang recedana. Kajang ini memiliki bentuk seperti genta. Tidak terdapat gambar ilustrasi hanya aksara saja. Kajang ini memiliki fungsi untuk menghilangkan kekotoran akibat pikiran atau mana maya kosa.

  • Kajang sari. Kajang ini memiliki empat susunan yaitu tiga ilustrasi simbol padma, dan satu ilustrasi simbol melengkung mirip huruf U. Ilustrasi simbol yang bertumpuk dan terpisah ini memiliki makna keseimbangan. Kajang ini memiliki fungsi untuk menghilangkan kekotoran atma yang disebut dengan ananda maya kosa.

Seberapa pun kecilnya tingkatan upacara ngaben yang dilaksanakan, kajang menjadi sarana wajib yang harus ada. Kajang memiliki nilai spiritual sebagai simbol restu dari keluarga, sulinggih, dan Bhatara Kawitan atas perjalanan roh orang yang meninggal menuju Sang Pencipta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team