Proses pembuatan canang atau dikenal dengan istilah metanding. (YouTube.com/Kemensos RI)
Ciri khas dari canang adalah rangkaian bunga berwarna-warni dan berbau harum. Bunga inilah yang membuat tampilan canang atau canang sari menjadi indah. Bunga-bunga ini ditata berdasarkan prinsip tatwa. Untuk urutan penataannya bisa menggunakan urutan mulai dari Timur ke Selatan mirip dengan prosesi Purwa atau Murwa Daksina.
Berikut adalah penataan bunga dalam canang atau canang sari:
- Bunga berwarna putih diletakkan di sebelah Timur sebagai simbol Dewa Iswara. Jika tidak memiliki bunga berwarna putih dapat diganti dengan warna merah muda. Bunga ini untuk memberikan kesucian secara skala dan niskala;
- Bunga berwarna merah diletakkan di sebelah Selatan sebagai simbol Dewa Brahma. Bunga ini untuk memberikan kekuatan kehati-hatian dan kewibawaan;
- Bunga berwarna kuning diletakkan di sebelah Barat sebagai simbol Dewa Mahadewa. Bunga ini untuk memberikan kekuatan intuisi;
- Bunga berwarna biru atau hijau diletakkan di sebelah Utara sebagai simbol Dewa Wisnu. Bunga ini untuk melebur segala kekotoran jiwa dan raga;
- Bunga atau kembang rampe diletakkan di bagian tengah sebagai simbol kekuatan Panca Dewata.
Saat umat Hindu membuat dan menata canang atau canang sari, mereka belajar untuk merenungkan keseimbangan yang perlu dijaga saat menjalankan kehidupan ini. Dalam penggunaan bunga yang beragam sebagai simbol perjalanan umat manusia dengan berbagai macam tantangan yang harus bisa dihadapi.
Kita bisa menemukan berbagai macam bentuk canang atau canang sari. Ada yang menggunakan wadah daun pisang, ceper, tamas, hingga dulang. Masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Untuk keperluan sarana upacara sehari-hari, canang yang menggunakan wadah daun pisang maupun ceper lebih sering digunakan.