Belakangan ini publik dihebohkan dengan munculnya kebiasaan mengadopsi boneka sebagai anak angkat. Hal ini menjadi fenomena baru di masyarakat dan bahkan diikuti oleh beberapa publik figur di Tanah Air.
Sesungguhnya bukanlah hal yang aneh apabila ada yang menganggap bahwa boneka memiliki nilai spiritual, khususnya di Bali. Misalkan saja Barong Landung. Hampir setiap desa di Pulau Dewata memiliki kepercayaan dan meyakini nilai spiritualnya sehingga disakralkan oleh masyarakat.
Barong Landung menyerupai sepasang boneka yang tinggi menjulang. Satu barong bersosok laki-laki wana hitam dan satu barong wanita berwarna putih dengan mata sipit. Bagi masyarakat Bali, Barong Landung dikenal sebagai perwujudan dari Raja Penguasa Bali pada zaman Bali Kuno, yakni Sri Jaya Pangus, dengan permaisurinya asal Tiongkok, Kang Ching Wie. Dikutip dari berbagai sumber, berikut sejarah Barong Landung di Bali.