Mendikbud RI Nadiem Makarim. (IDN Times/Bagus F)
Sebelumnya, Nadiem telah meluncurkan program Merdeka Belajar Episode Kelima belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, pada 11 Februari 2022 lalu. Ia ingin menyederhanakan kurikulum, karena pandemik menyebabkan hilangnya pembelajaran (Learning loss) dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran antar wilayah serta kelompok sosial ekonomi.
Dalam situs resmi Kemdikbud.go.id, Nadiem menyebutkan keunggulan Kurikulum Merdeka adalah:
- Lebih sederhana dan mendalam, karena kurikulum darurat ini fokus kepada materi yang esensial serta pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya
- Peserta didik akan lebih merdeka karena tidak ada program peminatan di SMA. Mereka akan memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya
- Tenaga pendidik atau guru akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik
- Sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum serta pembelajaran, sesuai karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Masih dalam situs yang sama, struktur kurikulum dibagi menjadi dua kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
- Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
projek penguatan profil pelajar Pancasila - Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan.
Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi. Mata pelajaran IPA dan IPS di Kelas X SMA belum dipisahkan menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik.
Satuan pendidikan atau peserta didik dapat memilih sekurang-kurangnya satu dari lima mata pelajaran Seni dan Prakarya di antaranya Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya.
Siswa kelas X tetap mempelajari mata pelajaran umum, dan akan memilih mata pelajaran sesuai minat di kelas XI serta XII.