Bahasa Bali adalah bahasa ibu yang berasal dari Pulau Bali. Walaupun secara umum sama, namun masing-masing daerah memiliki perbedaan atau ciri khas tersendiri. Contohnya saja di Kota Denpasar. Ada beberapa kosakata yang dianggap menjadi ciri khas Bahasa Bali Nak Kodya (sebutan untuk orang yang berasal dari Kota Denpasar). Apa saja? Berikut daftarnya!
7 Kosakata Bahasa Bali Khas Nak Kodya Denpasar

1. Khe artinya kamu
Asal kata khe ini tidak diketahui secara pasti. Kosakata ini berkembang dalam pergaulan sehari-hari anak-anak, hingga remaja di Kota Denpasar. Awalnya kata khe ini sering ditemukan dalam bahasa pergaulan di sekolah. Lama-kelamaan, kata khe berkembang tidak hanya digunakan di sekolah saja.
2. Nok sebagai kata penegas tidak memiliki makna khusus
Kata nok sering digunakan dalam percakapan saat ini, terutama di Kota Denpasar. Maknanya mirip seperti kata lho. Contoh penggunaannya adalah ae nok, ternyata seken tokone tutup. Artinya, iya lho, ternyata tokonya memang tutup. Hampir di setiap percakapan Nak Kodya pasti menggunakan kata nok.
3. Jeg juga sebagai kata penegas
Sebagai kata penegas, jeg tidak memiliki makna khusus. Bisa dikatakan artinya mirip dengan kata ih, duh, bah, beh, wah, dan sejenisnya dalam Bahasa Indonesia. Penggunaannya lebih menunjukkan seseorang sedang emosi. Misalnya saja saat di jalan, seseorang diserempet pengendara lain, maka orang tersebut akan berucap jeg, sing dadi adeng-adeng ngaba monitor. Artinya adalah wah, gak bisa pelan-pelan mengendarai motor.
Penggunaan lainnya misalnya saat seseorang pergi ke pasar dan berniat menawar barang dagangan tetapi tidak diberikan oleh si pedagang, maka orang tersebut akan berucap jeg, mbok ne barangne sing dadi tawah aketeng. Artinya adalah ih atau beh, kakak ini barangnya tidak bisa ditawar sama sekali. Saat seseorang dalam situasi sangat emosi bisa menggunakan kalimat jeg, traskelet jelemane ne! Artinya adalah wah, kurang ajar sekali orang ini!
4. Gen sebagai kata penegas yang memiliki makna aja
Kata gen ini bukan generasi, ya, melainkan sebagai kata penegas. Contoh penggunaan kalimatnya adalah khe nawang gen info terbaru tentang Luh Ayu nok. Artinya adalah kamu tahu aja tentang info terbaru dari Luh Ayu. Contoh lainnya lagi adalah apa gen gae di kapal pesiar, De? Artinya adalah apa aja kerjaan di kapal pesiar, De?
5. Kanggo atau kanggoin artinya maklum
Kanggo ini berasal dari kata kanggoang atau kanggeang yang dipersingkat. Selain maklum, kata kanggo memiliki makna bolehlah atau cukup. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah kanggoin raga cara kene,sing ja sugih sajaan. Artinya adalah harap maklum saja saya seperti ini, tidak terlalu kaya sekali.
Contoh lainnya adalah kenken ne layanganne, suba nyak lung? Nah, kanggo yang penting nyak menek gen. Artinya adalah bagaimana ini layangannya, sudah mau bagus? Ya, bolehlah yang penting mau terbang saja.
6. Na e sebagai kata penegas dengan arti lah atau donk
Nae ini termasuk ciri khasnya yang sangat mencolok anak Denpasar. Nae mirip dengan ciri khas bahasa orang dari Singapura yang sering menggunakan kata lah. Contoh penggunaan dalam kalimat adalah de nae keto ajak timpal, pragat meuyutan dogen. Artinya adalah janganlah atau jangan dong seperti itu dengan teman, ribut aja kerjaannya.
7. Men sebagai kata penegas dengan berbagai makna
Men memiliki berbagai makna seperti dong dan terus. Contoh dalam kalimat adalah kudiang men, amonto raga baanga pipis ajak ibu raga, kanggoin gen. Artinya gimana dong, segitu saya dikasih uang sama ibuku, dimaklumkan saja. Contoh lainnya adalah men, kenken payu rencanane jani, mulih apa ke pasih? Artinya adalah terus, gimana rencananya sekarang, pulang atau ke pantai?
Bahasa Bali khas Nak Kodya atau orang Denpasar di atas sering juga digunakan dalam Bahasa Indonesia. Misalnya khe mau ke mana?, gimanain men, jangan gitu nae, kanggoin aja makanannya seperti ini, jeg susah sekali ngajakin kamu maen padel, iya nok anaknya suka berantem, dan lainnya. Kira-kira ada kosakata yang lainnya gak? Tulis di kolom komentar ya, guys!