Surat legendaris dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai yang dikirimkan kepada Toean Overste Termeulen pada tahun 1946 dikenal luas dengan sebutan Surat Sakti. Dalam surat tersebut, Pak Rai, begitu panggilan dari anak buahnya, secara tegas menyatakan Bali bukanlah tempat untuk perundingan diplomatik dan dirinya bukanlah seorang kompromis. Satu hal yang diinginkannya, atas nama rakyat, adalah Belanda lenyap dari tanah kelahirannya.
Berikut isi surat tersebut:
.....tgl. 18 Mei 1946
Kepada Yth.
Toean Overste Termeulen
di
Denpasar
Merdeka!
Surat telah kami terima dengan selamat. Dengan singkat kami sampaikan jawaban sebagai berikut.
Tentang keamanan di Bali adalah urusan kami. Semenjak pendaratan tentara tuan, pulau menjadi tidak aman. Bukti telah nyata, tidak dapat dipungkiri lagi. Lihatlah, penderitaan rakyat menghebat. Mengancam keselamatan rakyat bersama. Tambah-tambah kekacauan ekonomi menjerat leher rakyat. Keamanan terganggu, karena tuan memperkosa kehendak rakyat yang telah menyatakan kemerdekaannya.
Soal perundingan, kami serahkan kepada kebijaksanaan pemimpin-pemimpin kamu di Jawa. Bali bukan tempatnya perundingan diplomatik. Dan saya bukan kompromis. Saya atas nama rakyat hanya menghendaki lenyapnya Belanda dari pulau Bali atau kami sanggup dan berjanji bertempur terus sampai cita-cita kami tercapai. Selama tuan tinggal di Bali, pulau Bali tetap menjadi belanga pertumpahan darah, antara kami dan pihak tuan.
Sekian, harap menjadikan maklum adanya.
Sekali merdeka, tetap merdeka!
a/n. Dewan Perjuangan Bali
Pemimpin:
I Gusti Ngurah Rai
Sebelumnya, pada 13 Mei 1946, I Gusti Ngurah Rai menerima sebuah surat dari Kapten Infanteri J.B.T.Konig, yang isinya sebagai berikut:
Rai yang Budiman,
Kami, Letnan Kolonel Termeulen dan saya (kamu tentu masih ingat kepada kami), mengetahui betul atas dorongan apa kamu terpaksa mau memimpin TKR. Karenanya kami ingin sekali berbicara padamu. Cobalah mencari hubungan dengan Kapten Cassa di sekitar desa Pelaga, kemudian di sana kita bisa saling bicara.
Adapun keputusanmu setelah pembicaraan itu, kamu dengan penuh kebebasan dapat menentukan ke mana kamu suka.