Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ogoh-ogoh Santarasa ST Putra Dharma Chanti, Banjar Jaba Tengah. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kreativitas pembuatan ogoh-ogoh setiap tahunnya di Bali selalu mengalami peningkatan kualitas. Selalu ada hal baru yang ditampilkan di setiap ogoh-ogohnya.

Satu di antaranya adalah ogoh-ogoh dengan tema Santarasa milik Sekeha Teruna (ST) Putra Dharma Chanti, Banjar Jaba Tengah, Kepaon Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Ogoh-ogoh ini memiliki bentuk Patih Sukasrana yang sedang diikat dan dikelilingi oleh pasukan Rama. Seperti apa keunikan ogoh-ogoh ini?

1. Makna tema Santarasa

Ogoh-ogoh Santarasa ST Putra Dharma Chanti, Banjar Jaba Tengah. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Menurut penuturan Made Wahyu Putra, Ketua ST Putra Dharma Chanti, ogoh-ogoh Banjar Jaba Tengah mengambil tema Santarasa. Tema ini mengambil kisah epik Ramayana saat Rama akan menyerang Kerajaan Alengka milik Rahwana. Rahwana kemudian mengutus Patih Sukasrana untuk menyamar menjadi wanara (kera) di pasukan yang dipimpin oleh Rama tersebut.

Sayangnya, penyamaran ini diketahui oleh pihak Rama. Patih Sukasrana kemudian ditangkap dan dibawa menghadap Rama. Namun, bukannya ia disiksa atau dibunuh, Patih Sukasrana justru diberikan wejangan oleh Rama. Hal ini membuat Patih Suksrana sadar sekaligus merasakan kebahagiaan dan kedamaian.

Hal inilah kemudian yang disebut dengan Santarasa. Santarasa sendiri memiliki arti sebagai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua makhluk hidup. Dengan kata lain, bisa disebutkan sebagai suatu keharmonisan yang ada di dalam diri manusia.

"Saat Patih Sukasrana ditangkap dan diberikan wejangan inilah timbul Santarasa di dalam diri utusan Rahwana tersebut," cerita Wahyu saat ditemui di lokasi pembuatan ogoh-ogoh pada Minggu lalu, 16 Maret 2025.

2. Ogoh-ogoh Santarasa dibuat bisa bergerak seperti meronta-ronta

Ogoh-ogoh Santarasa ST Putra Dharma Chanti, Banjar Jaba Tengah. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Satu di antara keunikan ogoh-ogoh ST Putra Dharma Chanti ini adalah gerakan motoriknya. Ogoh-ogoh ini menggunakan mesin wiper untuk menggerakkan area badan, kepala, dan tangan. Alat ini membuat gerakan ogoh-ogoh ini tampak nyata, seperti sedang meronta-ronta atau berontak karena sedang ditangkap.

Badan ogoh-ogoh akan terlihat bergerak ke kiri dan kanan, begitu juga dengan bagian kepalanya. Selain itu, hal menarik lainnya adalah tangan atau telapak tangan ogoh-ogoh ini bisa bergerak. Pergerakannya naik turun seperti orang yang sedang berusaha melepaskan ikatan tersebut.

Menurut Wahyu, ogoh-ogoh Santarasa menggunakan bahan-bahan alami, baik untuk tubuh maupun riasan dan pernak-pernik ogoh-ogohnya. Riasan ogoh-ogohnya menggunakan clay, sedangkan untuk karakternya menggunakan solex.

3. Keterbatasan dana dan anggota sekeha teruna, tidak menjadi hambatan

Ogoh-ogoh Santarasa ST Putra Dharma Chanti, Banjar Jaba Tengah. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Banjar Jaba Tengah merupakan banjar dengan luas daerah tidak terlalu luas, dan jumlah penduduk asli yang tidak terlalu banyak. Otomatis, jumlah sekeha teruna tidaklah banyak. Tentu hal ini berpengaruh terhadap proses pembuatan ogoh-ogoh.

Selain itu, pembuatan ogoh-ogoh ini masih terkendala dana. Namun, walaupun dalam keadaan serba kekurangan, ST Putera Dharma Chanti tidak mau menyerah dengan keadaan. Dengan sumber daya yang ada, termasuk undagi dari banjar ini, para anggota ST tetap dengan penuh semangat untuk menyelesaikan ogoh-ogoh Santarasa ini. Dengan dana yang minim, namun mereka berhasil membuat ogoh-ogoh yang sangat unik dan menarik.

"Semangat dari teman-teman di ST ini serta dukungan para tetua maupun warga inilah yang membuat kami bisa membuat ogoh-ogoh dan menyelesaikan dengan hasil yang sangat memuaskan," kata Wibawa.

4. Ogoh-ogoh menggunakan sistem knockdown

Ogoh-ogoh Santarasa ST Putra Dharma Chanti, Banjar Jaba Tengah. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Jika biasanya ogoh-ogoh dibuat di balai banjar, berbeda dengan ogoh-ogoh milik ST Putera Dharma Chanti. Mereka harus membuat ogoh-ogohnya di wantilan (balai pertemuan) sebuah pura. Ini memudahkan mereka untuk membuat ogoh-ogoh dengan ukuran yang besar.

Jika berkunjung ke tempat pembuatan ogoh-ogoh ini, pastinya akan bertanya-tanya, bagaimana cara mengeluarkan ogoh-ogoh? Ogoh-ogoh ini ditempatkan di area Pura Taman, tak jauh dari Banjar Jaba Tengah. Untuk menuju lokasi pembuatan ogoh-ogoh ST Putera Dharma Chanti, pengunjung harus melalui gang sempit.

Agar, nantinya bisa dikeluarkan di area yang memiliki akses jalan sangat sempit ini, ogoh-ogoh dibuat menggunakan sistem knockdown. Hal ini untuk memudahkan saat proses mengeluarkan ogoh-ogoh dari lokasi tersebut.

Editorial Team