5 Kesamaan Mangu yang Viral dan Termangu ala Chairil Anwar

Akhir-akhir ini, kata "mangu" tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Tapi, sebelum itu viral, kata turunannya "termangu" sudah lebih dulu diperkenalkan oleh seorang sastrawan terkemuka Indonesia, Chairil Anwar, lewat puisinya yang berjudul "Doa".
Lantas, apa saja kesamaan yang dimiliki oleh kedua kata tersebut? Juga seperti apa kedalaman makna yang dapat kita pelajari? Yuk, tanpa berlama-lama, mari bedah satu per satu, dan jangan lupa untuk mengambil hikmahnya.
1. Keduanya menggambarkan kebingungan yang pasti
Kedua kata itu mengisyaratkan sebuah situasi yang pelik. Yaitu kebingungan yang mendalam. Kata "mangu" sering digunakan di media sosial untuk menyampaikan pesan akan kegalauan yang tengah dialami oleh seseorang. Seperti terjebak pada ketidakpastian.
Sementara "termangu" pada puisi Chairil Anwar menggambarkan perasaan yang lebih jauh. Mengindikasikan seseorang yang tengah linglung, bingung, atau bahkan seakan-akan hilang kesadaran, karena terlalu terpaku pada satu hal yang sangat krusial untuknya.
2. Mengisyaratkan kesunyian dan keterasingan
Pada puisi "Doa", termangu memberikan petunjuk akan kesedihan seseorang, ketika dirinya dirundung oleh keheningan, dan dihimpit oleh keterasingan. Sampai-sampai ia tidak dapat lagi untuk berkata-kata.
Hal serupa juga ditunjukkan pada penggunaan "mangu" yang tengah viral. Di mana seseorang merasa keberatan untuk mengutarakan kebingungan yang sedang dihadapinya. Pada akhirnya, ia hanya mampu terdiam sembari dirundung kesepian.
3. Menciptakan daya imaji yang lebih nyata
Termangu dan mangu sama-sama punya daya tarik. Keduanya menawarkan imaji yang kuat. Chairil anwar lewat untaian bait-bait puisinya yang berkisah akan kebingungan dan kebimbangan, sementara "mangu" mengekspresikan perasaan yang terjebak pada dilema, untuk mengambil keputusan di antara dua pilihan yang sulit dan menyakitkan.
4. Simbol keterbatasan dan ketidakmampuan
Baik mangu dan termangu merefleksikan keterbatasan. Membangkitkan kesadaran, kalau manusia itu memang memiliki keterbatasan. Di antaranya adalah ketika harus mengungkapkan perasaan.
Pada puisi Chairil Anwar, termangu adalah simbol kelemahan yang dibungkus dengan keraguan dan kebingungan. Sedangkan mangu yang tengah "booming" hari ini, merepresentasikan keadaan di mana perasaan tidak dapat di ungkapkan secara langsung, melainkan hanya dirasakan lewat keheningan.
5. Adanya nuansa puitis
Kata mangu membawa kesan puitis yang tidak terbantahkan, meski kata tersebut barangkali terlihat ringan, tapi tetap punya magisnya sendiri dengan sentuhan emosional yang sangat meyakinkan.
Sejalan dengan itu, termangu milik Chairil Anwar punya nuansa yang lebih gelap. Menceritakan sebuah perjalanan yang diisi dengan kehampaan, juga keraguan yang kompleks. Hingga membuatnya remuk dan hilang bentuk.
Kesimpulannya, kedua kata itu mampu untuk menggugah perasaan dengan membangkitkan suasana tertentu. Membuat pembaca atau yang mendengarnya larut pada makna kebingungan yang utuh dan penuh.