Kenapa Banyu Pinaruh Erat dengan Melukat, Makan Jaje Cecek?

Umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Saraswati pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung. Saraswati diperingati setiap enam bulan sekali, dan sehari setelahnya ada hari raya yang disebut dengan Banyu Pinaruh. Pelaksanaan Banyu Pinaruh erat dengan tradisi melukat atau penyucian diri dengan sarana air dan beberapa sesajen. Lalu kenapa Banyu Pinaruh erat kaitannya dengan tradisi melukat? Ini pembahasan selengkapnya.
1. Banyu Pinaruh tertuang dalam Lontar Sundarigama
Banyu Pinaruh dilaksanakan tepat satu hari setelah Hari Raya Saraswati. Lontar Sundarigama 15 menyebutkan sebagai berikut:
“Pada hari Redite Paing, pagi-pagi disebut Banyu Pinaruh, saat membersihkan diri ke tempat-tempat permandian, kemudian menyucikan diri dengan memercikkan air kumkuman dilanjutkan dengan menghaturkan labaan kepada bhatara di Sanggar: sega prajnan kuning dan jajamu serba harum untuk tiap-tiap orang."
Artinya, saat melakukan pelukatan dalam rangka Banyu Pinaruh, ada beberapa sesajen yang dihaturkan berwarna serba kuning dengan berbagai bunga yang harum.
2. Dilanjutkan dengan persembahyangan dan memakan jajan menyerupai cicak
Jika telah melalui prosesi melukat dan menghaturkan sesajen, langkah selanjutnya adalah melakukan persembahyangan. Setelahnya, umat Hindu di Bali akan memakan sarana sesajen yang telah dipersembahkan. Sesajen yang dimakan itu berupa jaje cecek yaitu jajanan menyerupai hewan cicak atau dalam Bahasa Bali cecek.
Kenapa cicak? Karena umat Hindu di Bali meyakini cicak sebagai hewan yang menyuarakan kebenaran. Saat berbicara jika setelahnya ada suara cicak, maka itu dianggap sebagai unsur kebenaran. Filosofi inilah yang membuat cicak jadi jajanan yang harus dimakan saat Banyu Pinaruh.
3. Menyucikan diri dan menenangkan pikiran
Melukat saat Banyu Pinaruh sebagai bagian dari penyucian diri dan menenangkan pikiran umat manusia. Pelaksanaan Banyu Pinaruh dapat dilakukan di laut, sungai, dan sumber mata air lainnya. Setelah melukat, pikiran dan jiwa yang tenang dipercaya sebagai jalan menemukan ilmu pengetahuan. Kalau kamu apakah sudah melaksanakan Banyu Pinaruh?