10 Istilah dalam Layang-Layang Tradisional Bali

Musim layangan di Bali terjadi pada Juni hingga Agustus. Jadi kamu akan melihat beragam layang-layang menghiasi langit di Bali pada momen itu. Layang-layang tradisional Bali memiliki beragam bentuk yang pastinya berbeda dengan daerah lainnya.
Kamu harus mengenal beberapa istilah penting jika ingin bermain layang-layang tradisional di Bali. Selain rare angon, berikut adalah daftar istilah penting dalam layang-layang tradisional Bali yang perlu kamu ketahui.
1. Pecukan
Pecukan merupakan badan dari layangan janggan. Bentuknya seperti daun yang memiliki ujung lancip di bagian kiri dan kanannya. Cara membungkus atau menukub bagian pecukan ini berbeda dengan bagian lainnya.
Pecukan dibungkus dari bagian belakang hingga membentuk ruang yang berguna untuk menangkap angin. Selain layangan janggan, ada layangan yang hanya terdiri dari pecukan saja, sehingga disebut dengan layangan pecukan.
2. Guangan
Guangan merupakan bagian layangan yang mengeluarkan suara. Guwangan terdiri dari batang atau bantang guangan dan pita guangan. Batang guangan dibuat melengkung yang ditarik oleh pita. Pita guangan inilah yang mengeluarkan suara saat terkena angin.
Daun guangan ada yang terbuat dari ental atau daun lontar dan bahan plastik. Guangan menjadi aspek penting penilaian saat lomba atau festival layang-layang di Bali.
3. Tapel
Tapel identik dengan bagian kepala layangan janggan. Tapel akan menambah keindahan suatu layang-layang. Untuk layangan janggan mengambil bentuk naga, lengkap dengan hiasan mahkotanya (gelungan). Sedangkan layangan janggan buntut mengambil bentuk paksi atau jenis burung. Undagi atau pembuat harus benar-benar memperhitungkan berat dan ukuran tapel dengan ukuran layangan janggan.
4. Ngelog
Beberapa layangan tradisional Bali memiliki ciri khusus yaitu gerakan yang dinamis dan harmonis. Gerakan ini sering disebut dengan ngelog atau bergerak seperti bergoyang ke kiri dan ke kanan dengan indah. Layangan yang dinilai berdasarkan keindahan gerakan ngelognya adalah layangan bebean, pecukan, dan janggan buntut.
5. Undagi
Undagi memiliki arti sebagai arsitek tradisional yang ada di Bali. Dalam layang-layang, pembuat layangan disebut juga sebagai undagi atau undagi layang-layang. Seorang undagi tak hanya bisa membuat layang-layang, mereka juga menguasai teknik bermainnya.
Masing-masing undagi memiliki sikut atau ukuran dan style dalam pembuatan layang-layang. Saat musim layangan, undagi akan kebanjiran order pembuatan layang-layang, terutama untuk keperluan lomba atau festival.
6. Gleber
Gleber merupakan bagian ekor dari layangan janggan. Selain untuk menjaga keseimbangan, gleber ini akan menambah keindahan layangan naga ini. Panjang gleber atau ekor ini menyesuaikan ukuran layangan janggan. Beberapa layangan janggan memiliki panjang gleber puluhan meter. Gleber layangan dibuat dengan komposisi warna sehingga terlihat indah di udara.
7. Tali penimbang
Tali penimbang merupakan tali pengatur yang menghubungkan layangan dengan tali untuk menarik layang-layang. Tali penimbang berfungsi untuk mengatur saat menaikkan layang-layang. Untuk mengatur tali penimbang harus menyesuaikan dengan gerak layangan, ukuran, hingga kecepatan angin.
Dalam mengatur tali penimbang dikenal dengan istilah jongkoh dan kedap. Jongkoh jika layangan terlalu tegak, sehingga mengurangi keindahan. Sedangkan kedap, layangan terlalu merunduk yang dapat menyebabkan layangan jatuh ke depan atau nyungsep.
8. Bantang layangan
Bantang merupakan rangka dari layangan. Pembuatan rangka ini menentukan bagaimana layangan akan diterbangkan. Jika salah dalam menentukan sikut (ukuran), maka layangan tidak dapat diterbangkan dengan baik, dan tidak memiliki komposisi bentuk yang indah. Bantang menggunakan bahan bambu dan kayu.
9. Penukub
Penukub merupakan bahan yang digunakan untuk menutup bantang layang-layang. Layangan perlu penukub untuk menangkap angin agar bisa diterbangkan. Bahan yang digunakan untuk penungkub adalah kain dan plastik. Layangan kecil biasanya menggunakan kertas minyak. Penukub layang-layang memiliki perpaduan warna yang didesain sedemikian rupa, sehingga terlihat indah di udara.
10. Knock down
Knock down merupakan sistem pembuatan layang-layang yang bisa dibongkar dan dipasang dengan mudah. Layangan akan dirakit di lokasi menaikkan layang-layang. Ini untuk memudahkan rare angon saat membawa layangan mereka ke lokasi bermain. Keuntungan lainnya menggunakan sistem knock down adalah undagi bisa mengirim layangan kepada pembeli di luar Bali dengan mudah. Sistem knock down tidak memengaruhi bentuk dan harmonisasi di udara.
Jika kamu baru pertama kali bermain layang-layang tradisional Bali, sebaiknya didampingi oleh orang yang lebih mengerti ya. Tujuannya agar kamu bisa bermain dengan aman dan nyaman, serta tidak membahayakan diri maupun orang-orang di sekitar.