Ilustrasi anxiety (Unsplash.com/Annie Spratt)
Dalam penelitian oleh jurnal General Hospital Psychiatry, ditemukan bahwa kafein dapat memiliki efek panicogenic. Itu berarti dapat memicu anxiety ataupun panic attack pada beberapa kelompok orang tertentu.
Ketika kamu minum minuman yang mengandung kafein, kafein akan bekerja pada otak, menyebabkan pelepasan hormon dan neurotransmitter tertentu. Satu di antaranya adenosin, yang berperan dalam mengatur aktivitas saraf dan fungsi otak.
Kafein akan memengaruhi reseptor adenosin di otak kamu . Ini dapat mengubah cara saraf berfungsi, termasuk meningkatkan kadar hormon stres seperti epinefrin atau adrenalin dan norepinefrin. Hormon-hormon ini mempersiapkan tubuh kamu untuk menghadapi situasi berbahaya atau menegangkan.
Namun, jika seseorang sudah memiliki kecenderungan kecemasan atau gangguan kecemasan, reaksi tubuh terhadap kafein bisa menjadi berlebihan. Efek kafein yang meningkatkan kadar hormon stres dapat memicu respons "fight or flight" yang berlebihan, menyebabkan perasaan gelisah, takut, dan bahkan anxiety.
Untuk orang-orang yang sudah memiliki masalah kecemasan, mengurangi atau menghindari konsumsi kafein mungkin bisa membantu mengurangi gejala kecemasan. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan tentang konsumsi kafein.