ilustrasi sarapan setelah berolahraga (feeepik.com/schantalao)
Olahraga sebelum makan, terutama sebelum sarapan, bisa membantu mengontrol gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Aktivitas ini membuat otot menyerap gula darah lebih efisien tanpa harus bergantung sepenuhnya pada insulin. Bagaimana caranya? Saat berkontraksi, otot mengaktifkan ‘pengangkut gula’ alami bernama GLUT4. GLUT4 menarik glukosa masuk ke sel otot, sehingga gula darah lebih stabil, lonjakan setelah makan berkurang, dan sensitivitas insulin meningkat. Hasilnya, gula darah lebih mudah dikendalikan.
Saat perut kosong, otot menggunakan lebih banyak lemak sebagai sumber energi. Itulah mengapa olahraga sebelum sarapan bisa membantu membakar lemak efektif, baik saat olahraga maupun setelahnya. Pembakaran lemak yang lebih efisien ini, membantu menurunkan berat badan dan lemak visceral, yaitu lemak jahat yang menempel di organ tubuh terutama hati dan pankreas. Penumpukan lemak visceral bikin insulin jadi ogah-ogahan bekerja. Karena itu, sebelum sarapan sangatlah menguntungkan bagi pengidap diabetes
Kamu bisa melakukan olahraga berintensitas ringan dengan durasi 15-30 menit menjelang sarapan. Perlu diingat, hipoglikemia adalah resiko dari olahraga berlebih pada pengidap diabetes. Jadi, mulai dengan durasi dan intensitas ringan, lalu tingkatkan bertahap selama beberapa hari atau minggu sambil pantau kondisi tubuhmu ya! Sebagai alternatif, olahraga sebelum dan setelah makan ini bisa dilakukan bergantian, tidak harus semua dilakukan dalam satu hari.
Lima kebiasaan gaya hidup berbasis bukti ini bukan cuma membantu mengendalikan gula darah, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pengidap DM. Kunci utamanya ada pada pengaturan asupan karbohidrat dan berat badan. Meski kebiasaan ini bisa diterapkan secara mandiri, penderita diabetes tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, terutama jika berisiko hipoglikemia atau memiliki komplikasi tertentu. Gimana, apakah kamu sudah siap hidup lebih sehat?
Referensi
Chacko E, Signore C. “Five Evidence-Based Lifestyle Habits People With Diabetes Can Use”. Clinical Diabetes. 2020 Jul;38(3):273-284. doi: 10.2337/cd19-0078.
American Diabetes Association. "Improving care and promoting health in populations: Standards of Medical Care in Diabetes—2020". Diabetes Care.2020;43(Suppl. 1):S7–S13.
“Diabetes management: How lifestyle, daily routine affect blood sugar”. Mayo Clinic. Diakses Juni 2025.
Jovanovic A, gerrard J, Taylor R. “The second-meal effect in type 2 diabetes”. Diabetes care. 2009;32 : 1199-1201.
“Isi Piringku: Pedoman Makan Kekinian Orang Indonesia”. Kementerian Kesehatan. Diakses Juni 2025.
Zimmet PZ, Wall JR, Rome R, Stimmler L, Jarrett RJ. “Diurnal variation in glucose tolerance: associated changes in plasma insulin, growth hormone, and non-esterified fatty acids”. BMJ 1974;1:485–488.
Shukla AP, Dickison M, Coughlin N, et al. The impact of food order on postprandial glycaemic excursions in prediabetes. Diabetes Obes Metab 2019;21:377–381.
Nelson JD, Poussier P, Marliss EB, Albisser AM, Zinman B. Metabolic response of normal man and insulin-infused diabetics to postprandial exercise. Am J Physiol 1982;242:E309–E316.
Mekary RA, Giovannuci E, Willett WC, et al. “Eating patterns and type 2 diabetes risk in men : breakfast omission, eating frequency, and snacking”. AM J Clin Nut. 2012; 95 : 1182-1189.