Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas kompor mayat. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Ngaben mengalami tragedi pilu di Bali. Tabung kompor yang digunakan saat upacara ngaben meledak. Tragedi ini terjadi saat ngaben massal di Desa Adat Selat, Desa Belega, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Jumat (19/8/2022) malam. Beberapa masyarakat mengalami luka bakar karena tersambar api dari kompor yang meledak tersebut.

Sebelumya, pada 7 Juli 2019, kejadian serupa juga pernah terjadi yakni saat upacara ngaben massal yang diadakan di Desa Nagari, Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Kala itu beberapa masyarakat juga mengalami luka bakar karena tersambar api dari piranti kompor yang digunakan. Seperti apakah penggunaan kompor ini dalam upacara ngaben? Berikut ini fungsi kompor ngaben di Bali.

1. Awalnya masih menggunakan kayu bakar selama prosesi ngaben

Prosesi ngaben di Sanur yang menggunakan perpaduan kompor dan kayu bakar. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Sebelum kompor, upacara ngaben atau pembakaran jenazah di Bali hampir semuanya masih menggunakan kayu bakar. Pada zaman itu, kayu bakar masih mudah untuk didapatkan.

Penggunaan kayu bakar memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk membakar satu jenazah. Apalagi jenazah tersebut dalam keadaan utuh atau baru saja meninggal dunia. Biasanya menghabiskan waktu lebih dari 4 jam, bahkan bisa sampai seharian. Selain itu, diperlukan kayu bakar yang sangat banyak untuk membakar jenazah.

2. Zaman mulai berubah. Masyarakat Hindu Bali beralih menggunakan kompor sebagai piranti untuk membakar jenazah

Editorial Team

Tonton lebih seru di