Permainan megandu. (YouTube.com/17. I Wayan Amrita Dharma Darsanam)
Permainan megandu memang pernah ditelan oleh zaman dan nyaris punah. Namun, kata Weda, megandu ditampilkan lagi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). PKB yang selalu menggelar pesta kesenian setiap tahun membuat jadwal khusus untuk permainan tradisional khas Bali.
Di samping sebagai bentuk pelestarian seni dan menghargai warisan leluhur, program PKB tersebut sebagai syarat untuk menampilkan materi seni yang belum pernah diangkat. Permainan megandu dipentaskan pada PKB pada tahun 1998 sebagai Duta Kabupaten Tabanan.
Permainan megandu. (YouTube.com/17. I Wayan Amrita Dharma Darsanam)
Sebuah stasiun televisi nasional juga pernah menayangkan permainan megandu dalam tayangan Festival Anak Bali sekitar tahun 2012. Lalu tahun 2016, permainan megandu kembali dipentaskan dalam ajang PKB, namun dalam bentuk tari kreasi baru.
Penggarap tarinya adalah seorang seniman asal Tabanan bernama Ni Luh Nyoman Sri Suryati, dan musik iringannya diciptakan oleh seniman I Wayan Muder. Dalam penyajiannya, tari megandu menggunakan iringan gamelan gong kebyar, yang didukung oleh Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Pucil Makembang dari banjar setempat.
Hal itu berlanjut sampai tahun 2018 dalam ajang PKB ke-40. Sanggar Wintang Rare memainkan megandu di ajang tersebut, namun berkolaborasi dengan permainan silat, megender (Memainkan alat musik tradisional gender), megending (Menyanyi), dan cecimpedan (Tebak-tebakan dalam Bahasa Bali). Permainan megandu juga menjadi trademark ketika Sangar Buratwangi dan Sanggar Wintang Rare menggelar Festival Ke Uma pada tahun 2017.