Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Daftar Rahinan Hindu Februari 2025, Ada Saraswati

ilustrasi sarana upakara (unsplash.com/Nick Fewings)

Bagi umat Hindu di Bali, perayaan hari suci atau rahinan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta sinar suci-Nya. Bersyukur karena selau diberikan anugerah dalam menjalani kehidupan. Perayaan hari suci juga sebagai wujud penghormatan kepada alam dan makhluk hidup di sekitar kita.

Setiap bulannya, umat Hindu memiliki beragam rahinan atau hari suci. Pada Februari 2025 terdapat beberapa hari suci besar bagi umat Hindu. Berikut daftar rahinan Hindu Bali Februari 2025 selengkapnya.

1. Kajeng Kliwon Pemelastali

Sarana upacara segehan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kajeng Kliwon Pemelastali sering disebut dengan rahinan Watugunung Runtuh. Rahinan ini jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya pada hari Minggu, Redite Kliwon, wuku Watugunung. Seperti diketahui, Watugunung merupkan wuku terakhir dalam kalender Bali. Kajeng Kliwon Pemelastali jatuh, pada Minggu (2/2/2025).

Selain Kajeng Kliwon Pemelastali, terdapat Kajeng Kliwon Uwudan yang jatuh pada Senin (17/2/2025), Soma Kliwon, wuku Landep. Kedua Kajeng Kliwon ini menggunakan sarana upacara yang sama. Sarana yang dihaturkan oleh umat Hindu seperti canang, tipat dampulan, dan segehan. Hal ini berguna agar semua orang mendapatkan keselamatan dan terhindar dari gangguan-gangguan kekuatan negatif.

2. Hari Raya Saraswati

Ilustrasi Dewi Saraswati. (pixabay.com/Zain_Mustaghfir)

Bagi umat Hindu, Dewi Saraswati adalah simbol dari Ilmu pengetahuan. Hari Raya Saraswati disebut sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahuan. Hari Saraswati jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya pada Sabtu, Saniscara Umanis, wuku Watugunung. Pada Februari 2025, Hari Raya Saraswati jatuh pada Sabtu (8/2/2025).

Pada hari suci ini umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memuja Dewi Saraswati. Tujuannya agar mendapatkan berkah ilmu pengetahuan. Perayaan ini menggunakan sarana upacara yang disebut dengan banten Saraswati. Biasanya sekolah-sekolah atau universitas melakukan upacara piodalan bersamaan dengan Hari Raya Saraswati.

3. Hari Banyupinaruh

Melukat di Pancoran Solas Taman Mumbul, Sangeh. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Hari Banyupinaruh adalah hari suci yang jatuh sehari setelah Hari Raya Saraswati. Banyu Pinaruh merupakan hari pertama dalam kalender Bali yaitu Minggu, Redite Pahing, wuku Sinta. Pada Februari 2025, Banyu Pinaruh jatuh pada Minggu (9/2/2025).

Biasanya umat Hindu melakukan penyucian diri secara lahir dan batin dengan cara melukat atau mandi suci. Umat Hindu akan mendatangi sumber air seperti sungai, laut, maupun tempat-tempat yang biasa digunakan untuk prosesi melukat. Penyucian diri ini berfungsi agar setiap orang bersih secara lahir batin untuk menerima ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat.

4. Hari Soma Ribek, sehari setelah Banyupinaruh

Ilustrasi tanaman padi. (Unsplash.com/Mufid Majnun)

Hari Soma Ribek jatuh sehari setelah Hari Banyupinaruh. Tepatnya pada hari Senin, Soma Pon, wuku Sinta. Pada Februari 2025, Soma Ribek jatuh pada Senin (10/2/2025).

Hari Soma Ribek merupakan hari pemujaan kepada Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran dan kesuburan. Biasanya umat Hindu melakukan upacara di lumbung padi atau tempat penyimpanan beras di rumah masing-masing. Upacara yang dilakukan bertujuan sebagai ungkapan terima kasih karena telah diberkahi beras sebagai sumber pangan. Umat Hindu juga memohon agar mendapatkan rezeki dan kemakmuran.

5. Hari Raya Pagerwesi

Ilustrasi guru dan murid di sekolah. (unsplash.com/National Cancer Institute)

Pada Hari Raya Pagerwesi, umat Hindu memuliakan guru sebagai penuntun untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Pada hari suci ini, umat Hindu memuja Sang Hyang Paramesti Guru yang menjadi gurunya alam semesta. Hari Raya Pagerwesi juga menjadi momen agar umat manusia mampu memagari dirinya dan meneguhkan iman dengan ilmu pengetahuan.

Hari Raya Pagerwesi merupakan rangkaian pelaksanaan Hari Saraswati. Hari Raya Pagerwesi jatuh pada Rabu, Budha Kliwon, wuku Sinta. Pada Februari 2025, Hari Raya Pagerwesi jatuh pada Rabu (12/02/2025).

6. Hari Tumpek Landep

Ilustrasi keris. (instagram.com/keris_mesari)

Hari Tumpek Landep jatuh setiap Sabtu, Saniscara Kliwon, wuku Landep. Hari suci ini dirayakan setiap 210 hari sekali. Pada Februari 2025, Tumpek Landep jatuh pada Sabtu (22/2/2025).

Hari Tumpek Landep, merupakan hari pemujaan terhadap Dewa Siwa atau Sang Hyang Pasupati. Sang Hyang Pasupati adalah simbol penguasa ketajaman, baik ketajaman pikiran rohani dan jasmani. Biasanya Hari Tumpek Landep identik dengan senjata tradisional. Pada Hari Tumpek Landep, umat Hindu melakukan pembersihan (penyucian) maupun perawatan senjata-senjata tradisional seperti keris, tombak, golok, pisau, dan lainnya.

7. Purnama dan Tilem

Ilustrasi bulan purnama. (unsplash.com/Sanni Sahil)

Purnama dan Tilem adalah hari suci yang selalu ada setiap bulan dalam Kalender Bali. Dikutip dari Lontar Sundarigama, Purnama adalah harinya Dewa Candra melakukan yoga Semadi. Sedangkan Tilem adalah harinya Dewa Surya beryoga.

Pada Februari 2025, Rahinan Purnama jatuh pada Rabu (12/2/2025), Buda Keliwon, wuku Sinta. Rahinan Purnama ini merupakan Purnama Kawulu atau bulan kedelapan dalam kalender Bali. Umat Hindu menghaturkan sarana upacara berupa banten sodan, canang, segehan, pejati, serta sarana upacara lainnya yang disesuaikan dengan adat desa setempat. Hari suci ini sangat bagus untuk melukat atau mandi suci yang berguna untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.

Sedangkan untuk Tilem jatuh pada Kamis (27/2/2025), Wraspati Kliwon, wuku Ukir. Tilem ini merupakan Tilem kawulu atau bulan kedelapan dalam kalender Bali. Umat Hindu mempersembahan sarana upacara canang dan segehan untuk memohon berkah serta anugerah dari Ida Hyang Widhi Wasa.

Hari suci atau rahinan yang dirayakan setiap bulan sebaiknya dilaksanakan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Untuk sarana upacara yang dihaturkan disesuaikan dengan kemampuan dan tradisi atau kebiasaan setempat.

Share
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us