Ilustrasi kruna tiron. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)
Sama halnya dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Bali juga terdapat kata dasar, imbuhan, dan kata yang sudah diberi imbuhan. Kruna lingga adalah kata dasar yang belum mendapatkan imbuhan atau pawewehan atau pengangge. Contoh kruna lingga adalah tulis (tulis), baca (baca), jemak (ambil), dan lainnya.
Sedangkan kruna tiron adalah kruna lingga atau kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan (afiksasi). Dalam Bahasa Bali, imbuhan sering disebut dengan istilah pawewehan atau pengangge kruna.
Pengangge kruna ini sama dengan yang ada di Bahasa Indonesia yaitu pengater (awalan), seselan (sisipan), dan pengiring (akhiran). Contoh kruna tiron adalah katulis (ditulis), bacana (dibaca), jemaka (diambil), dan lainnya.